November 2017



Salam Rabu Pagi

بسم الله الرحمن الرحيم

وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِي بِأَمْرِهِ إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا ۚ وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عَالِمِينَ

Dan (Kami mudahkan) bagi Nabi Sulaiman angin yang kencang tiupannya, bertiup menurut kehendaknya ke negeri yang Kami limpahi berkat padanya; dan adalah Kami mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.

وَمِنَ الشَّيَاطِينِ مَنْ يَغُوصُونَ لَهُ وَيَعْمَلُونَ عَمَلًا دُونَ ذَٰلِكَ ۖ وَكُنَّا لَهُمْ حَافِظِينَ

Dan (Kami mudahkan) sebahagian dari Syaitan-syaitan untuk menyelam baginya, serta melakukan kerja-kerja yang lain dari itu; dan adalah Kami mengawal mereka (daripada melanggar perintahnya).

Antara huraian Al-Anbiya' : 81 - 82

Melanjutkan cerita Nabi Sulaiman a.s, bahawa baginda diberi mukjizat boleh mengarahkan atau menguasai angin, baik angin yang kencang atau yang pelan sepoi sepoi.

Dimaklumkan jika baginda hendak memindahkan barangan kerajaan ke kawasan lainnya, contohnya dari Jordan ke Syria (Negeri yang penuh berkah), maka barangan tersebut diletakkannya di atas kayu tipis, baginda memerintahkan angin untuk menerbangkannya bersama Beliau ke tempat yang dituju (Shod : 36).

Kecepatan angin adalah perjalanan setengah hari sama dengan perjalanan sebulan dengan binatang (Saba : 12)

Dari ayat ini, beredar cerita carpet atau permaidani terbang, juga ianya adalah kapal terbang pertama, yang menggunakan kuasa angin.

Mukjizat lainnya adalah bahawa baginda boleh menguasai dan mempekerjakan syaitan (jin jahat atau kafir) dengan berbagai pekerjaan, siang dan malam, sehingga mereka tiada masa untuk mengganggu manusia.

Mereka mencari permata di dalam lautan, membina kerajaan dan banyak lagi pekerjaan.

Antara yang dibawah jagaannya adalah Jin Efrit (An-Naml : 39).

Wallahu a'lam

M Zuhal A Lathif
Floral Spring @ Yishun Singapore, 29 Nov 2017

Al-Amanah
Hidup Berkah, Dengan Al-Quran



Salam Selasa Pagi

بسم الله الرحمن الرحيم

وَدَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ إِذْ يَحْكُمَانِ فِي الْحَرْثِ إِذْ نَفَشَتْ فِيهِ غَنَمُ الْقَوْمِ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شَاهِدِينَ

Dan (sebutkanlah peristiwa) Nabi Daud dengan Nabi Sulaiman, ketika mereka berdua menghukum mengenai tanaman-tanaman semasa ia dirosakkan oleh kambing kaumnya pada waktu malam; dan sememangnya Kamilah yang memerhati dan mengesahkan hukuman mereka.

فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ ۚ وَكُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُودَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ ۚ وَكُنَّا فَاعِلِينَ

Maka Kami beri Nabi Sulaiman memahami hukum yang lebih tepat bagi masalah itu; dan masing-masing (dari mereka berdua) Kami berikan hikmat kebijaksanaan dan ilmu (yang banyak); dan Kami mudahkan gunung-ganang dan unggas memuji Kami bersama-sama dengan Nabi Daud; dan adalah Kami berkuasa melakukan semuanya itu.

وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِنْ بَأْسِكُمْ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ شَاكِرُونَ

Dan Kami mengajar Nabi Daud membuat baju-baju besi untuk kamu, untuk menjaga keselamatan kamu dalam mana-mana peperangan kamu, maka adakah kamu sentiasa bersyukur?

Antara huraian Al-Anbiya' : 78 -   80

Selanjutnya ayat bercerita mengenai Daud dan Sulaiman, cerita ayah dan anak, yang keduanya diberi kelebihan Allah sebagai Rasul dan Raja.

Antara tugas mereka juga adalah sebagai qadhi atau Hakim, diceritakan oleh Ibnu Abbas :

Pada suatu malam, ada beberapa kambing masuk dan merosak kebun petani, hal ini kerana kelekaan pemilik kambing, maka petani mengadu kepada Nabi Daud dan mendapatkan keputusan bahawa semua kambing yang merosak kebun itu mesti diserahkan kepada pemilik kebun, sebagai ganti rugi.

Nabi Sulaiman a.s tidak bersetuju dengan keputusan ayahnya, lalu memberi masukan kepadanya agar memutuskan :

1. Kambing diserahkan kepada pemilik kebun untuk sementara, untuk diambil manfaat susu dan bulunya.

2. Pemilik kambing mesti menanamkan kembali tanaman seperti tanaman yang rosak hingga tumbuh.

3. Jika tanaman sudah tumbuh, maka kambing kena dikembalikan kepada pemiliknya.

Keputusan ini lebih adil, lebih menjaga silaturrahim antara keduanya, bukan sekedar ganti rugi.

Nabi Daud bersetuju dengan cadangan anaknya, yang memang Allah memberinya hikmah kebijaksanaan kepadanya.

Allah memberi kelebihan Nabi Daud a.s hingga boleh menaklukkan gunung, menjadikan tembaganya / besinya menjadi pakaian perang dan boleh memahami bahasa burung.

Apapun, keduanya telah diberi ilmu kebijaksanaan, sehingga tiada yang salah antara keduanya.

Catatan :

1. Ayat 79 menyatakan bahawa keduanya diberi illy dan hikmah, tiada kekurangan pada keduanya.

2. Sudah menjadi lumrah, jika anak berselisih pandangan dengan sang ayah, ayah mesti memahami pandangan anak, bahkan terkadang perlu menyokongnya.

3. Terkadang, anak itu lebih bijak dari sang ayah kerana berbezaan ilmu dan lingkungan.

4. Apapun, sehebat dan sebijak apapun, anak tetap wajib hormat kepada ayah dan ibunya.

Wallahu a'lam

M Zuhal A Lathif
MRT Yishun - Redhill
Singapore, 28 Nov 2017

13th Anniversary.

Al-Amanah 
Hidup Berkah, Dengan Al-Quran



Salam Isnin Petang

بسم الله الرحمن الرحيم

وَنُوحًا إِذْ نَادَىٰ مِنْ قَبْلُ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ

Dan (sebutkanlah peristiwa) Nabi Nuh, ketika ia menyeru (berdoa kepada Kami) sebelum (Nabi-nabi yang tersebut) itu, lalu Kami perkenankan doanya serta Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya dari kesusahan yang besar.

وَنَصَرْنَاهُ مِنَ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمَ سَوْءٍ فَأَغْرَقْنَاهُمْ أَجْمَعِينَ

Dan Kami membelanya dari angkara kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami; sesungguhnya adalah mereka kaum yang jahat; lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (sehingga mati lemas dengan taufan).

Antara huraian Al-Anbiya' : 76 - 77

Selanjutnya ayat menyebut nama Nabi Nuh (Noah) yang hidup jauh sebelum Nabi Ibrahim dan Luth a.s.

Baginda banyak berdoa agar diselematkan dari segala musibah yang disebabkan oleh keingkaran umatnya.

Tiba masanya selepas cukup masa berdakwah, maka baginda dan ahlinya (para pengikutnya) diselematkan dari banjir besar yang meneggelamkan seluruh kawasan jajahan dakwahnya.

Ramai kaumnya yang mendustakan dakwah baginda walau baginda sudah dengan sabarnya membimbing mereka dalam masa 950 tahun.

Semua yang mendustakan baginda ditenggelamkan atau dibinasakan, bahkan termasuk juga anak kandungnya sendiri yang bernama Kan'an.

Catatan :

Kata "Ahli" dalam Al-Quran mempunyai berbagai makna, antaranya : Isteri, keluarga, kaum/umat/pengikut juga para pakar.

Wallahu a'lam

M Zuhal A Lathif
Floral Spring @ Yishun Singapore, 27 Nov 2017

Al-Amanah 
Hidup Berkah, Dengan Al-Quran



Salam Ahad Malam

بسم الله الرحمن الرحيم

وَلُوطًا آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَتْ تَعْمَلُ الْخَبَائِثَ ۗ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمَ سَوْءٍ فَاسِقِينَ

Dan kepada Nabi Lut, Kami berikan hikmat kebijaksanaan dan ilmu; dan Kami selamatkan dia dari bandar yang penduduknya selalu melakukan perkara-perkara yang keji; sesungguhnya mereka itu adalah kaum jahat, yang fasik, derhaka.

وَأَدْخَلْنَاهُ فِي رَحْمَتِنَا ۖ إِنَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ

Dan Kami masukkan Nabi Lut dalam (kumpulan mereka yang dilimpahi) rahmat Kami; sesungguhnya dia dari orang-orang yang soleh.

Antara huraian Al-Anbiya' : 74 - 75

Nabi Luth a.s Bin Haran, adalah anak saudara Nabi Ibrahim diutus untuk Kaum Sodum, dalam Bible dikenal dengan nama Lot di Sodom dan Gomorrah.

Beliau diberi banyak hikmah kebijaksanaan dan ilmu untuk berdakwah kepada umatnya yang melampaui batas, mereka adalah pengasas amalan sex sesama jenis.

Beliau diselematkan dari azab Allah yang menimpa umatnya, setelah puas berdakwah dan menasihati mereka.

Beliau adalah termasuk orang yang soleh walau hidup dalam kepungan masyarakat yang rosak moralnya.

Wallahu a'lam

M Zuhal A Lathif
Floral Spring @ Yishun
Singapore, 26 Nov 2017

Al-Amanah
Hidup Berkah, Dengan Al-Quran




KEMENAG KUDUS SELENGGARAKAN PELATIHAN PENYEMBELIHAN HALAL


Kudus. Sebagai lembaga yang bertanggungjawab atas keberlangsungan kehidupan beragama, kantor kementerian agama Kabupaten Kudus merasa perlu melaksanakan pelatihan penyembelihan halal di wilayah kerjanya di Kudus. Acara berlangsung selama dua hari yakni tanggal 28 dan 29 November 2017 di hotel Proliman jalan Bhakti no 5 Barongan Kudus. 


Kegiatan ini diselenggarakan atas dasar keprihatinan dari sejumlah pejabat yang telah melakukan survei di lapangan. Menurut kepala Penyelenggara Syari’ah Kemenag Kudus, Drs. H. Sulthon, saat ini masih banyak ditemukan hewan yang disembelih dengan cara yang belum sempurna sehingga status kehalalannya dipertanyakan.


Acara ini diikuti sebanyak 174 peserta yang dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan hari Selasa 28 November 2017 dan sisanya di hari berikutnya.  Peserta meliputi dari unsur pelaku usaha penyembelihan hewan, perwakilan ormas, pengurus masjid dan praktisi penyembelih hewan yang lain.


Hadir dalam acara tersebut Kakankemenag Kabupaten Kudus, Drs. H. Noor Badi, MM., Ketua MUI Kudus sekaligus sebagai nara sumber, KH. Ahmad Hamdani, Lc., MA, perwakilan dari Polres Kudus serta para pejabat kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus. Selain menerima materi oleh narasumber yang kompeten, para peserta langsung praktek menyembelih hewan yang telah disiapkan panitia.


Kepala kantor kemenag berharap  acara ini sesuai tujuannya akan meningkatkan pemahaman agama bagi para peserta sehingga terwujud masyarakat yang taat beragama. Kalau masyarakat taat dalam beragama maka kesejahteraan dan kemajuan bangsa secara otomatis akan terangkat.

Oleh : Moh. Anwar Yasfin




Jadilah Pemuda Berilmu yang Pemberani dan Berakhlak

Perkembangan zaman bagi sebagian orang merupakan tendensi untuk melebur dan menjadi subyek didalamnya tanpa memandang substansi mendasar  dari sebuah modernitas sehingga menjadi subyek yang tidak obyektif dalam bersikap dan bertutur kata.

Sehingga kemajuan zaman yang seharusnya menjadi parameter bagi peradaban tidak serta merta menjadikan seseorang lebih maju dari sisi moralitas individu melainkan menurunkan marwah dari sebuah peradaban yang baik.

Hal semacam ini tentu berimplikasi dalam berbagai aspek kehidupan terutama nilai luhur yang wajib di jaga eksistensinya di setiap zaman.

Media sosial dengan segala kompleksitasnya saat ini sangat berperan sebagai media dalam perubahan zaman karena di dalamnya tercakup dan terukur nilai sikap, perilaku bahkan jati diri seseorang bisa di lihat dengan sangat jelas.

Di sinilah peran aktif dari para pemuda sangat diharapkan bukan sebagai subyek yang subyektif, apalagi obyek namun sebagai subyek yang obyektif sehingga kemajuan ini di barengi dengan majunya peradaban zaman. 

Oleh : Khasan Mafik
Sarang, 26/11/2017



FINAL TEATER PELAJAR 

KUDUS (26/11) - Festifal Teater Pelajar (FTP) adalah sebuah pagelaran akbar seni teater yang diadakan oleh Teater Djarum,  dengan melibatkan para pelajar baik dari tingkat SMP/MTs maupun dari tingkat SMA/MA.
Festifal ini sudah di laksanakan yang ke 10 (sepuluh) kalinya, dan tahun ini mengusung tema cerita pewayangan. 

Setelah 2 minggu dilaksanakan seleksi pada bulan September, terdapat 9 finalis yang telah masuk ke babak final, 4 diantaranya dari tingkat SMP yaitu teater Essaka (SMP Kaliwungu), teater Ukur (MTs NU Maslakhul Falah), teater Bobot (SMP N 1 Kudus), dan Teater PR (MTs Nahdlatul Athfal). 

Dari tingkat SMA yakni ada teater Studio One (SMA 1 Kudus ), teater Oscar (SMK NU Hasyim Asy'ari), teater Apotek (SMK Duta Karya), teater SAKA (SMA 2 Kudus), serta teater Jangkar Bumi (MA Qudsiyyah). Semuanya akan pentas yang digelar di GOR Djarum Kaliputu Kudus. 

Selain itu ada yang menarik dibalik Festival Teater Pelajar kali ini yang dialami Teater Jangkar Bumi MA Qudsiyyah. Selama dua tahun terakhir, Teater Jangkar Bumi telah masuk ke babak final di tahun 2016 dan 2017.  Disutradarai oleh Nur Kholis atau sapaan akrabnya Mbah Noko. Ia mengatakan bahwa teater akan membentuk kepribadian santri lebih berkarakter. "karena dengan teater, dakwah lebih berkarakter"  tegasnya. 

Di tahun ini teater Jangkar Bumi, mengusung lakon dengan judul PETRUK GUGAT, yang akan tampil pada tanggal 26 November 2017 pukul 16.00.

Oleh : M. Tausi'ul Ilma



Salam Sabtu Pagi

وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ

Dan Kami selamatkan dia dan (sepupunya) Nabi Lut ke negeri yang Kami limpahkan berkat padanya untuk umat manusia.

وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ نَافِلَةً ۖ وَكُلًّا جَعَلْنَا صَالِحِينَ

Dan Kami kurniakan kepadanya: Ishak (anaknya), dan Yaakub (cucunya) sebagai tambahan; dan tiap-tiap seorang (dari mereka) Kami jadikan orang yang soleh.

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ ۖ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ

Dan Kami jadikan mereka ketua-ketua ikutan, yang memimpin (manusia ke jalan yang benar) dengan perintah Kami, dan Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebaikan, dan mendirikan sembahyang, serta memberi zakat; dan mereka pula sentiasa beribadat kepada Kami.

Antara huraian Al-Anbiya' : 71 - 73

Allah SWT menyelamatkan Nabi Ibrahim a.s dari siksaan Namrud, begitu juga Luth diselematkan dari pembinasaan, (Kenapa Luth disebut di sini?, esok jawabannya insyallah).

Keduanya diselematkan dengan seterusnya berhijrah ke Negeri Syam, lebih khasnya ke Palistine/Baitul Maqdis, negeri yang penuh berkah. 

Ada riwayat bahawa negeri berkah itu adalah Mekkah, ianya sesuai untuk Nabi Ibrahim, tapi bukan untuk Nabi Luth, maka pendapat pertama lebih kuat.

Ibrahim diberi putera Ishaq (Isaac), darinya diberi cucu bernama Ya'qub (Yacoob), mereka semua adalah termasuk orang sholeh, yang nantinya akan meneruskan dakwah baginda sebagai rasul.

Allah SWT menjadikan mereka sebagai pemimpin umatnya, yang bertugas menunjukkan jalan hidayah, mereka diberi wahyu untuk menunjukkan amalan baik, sentiasa menunaikan solat dan zakat, mereka semua adalah ahli ibadat, mereka adalah hamba Allah, bukan hamba berhala.

Wallahu a'lam

M Zuhal A Lathif
MRT Yishun - Novena
Singapore, 25 Nov 2017

Al-Amanah
Hidup Berkah, Dengan Al-Quran



Salam Jumaat Tengah Hari

بسم الله الرحمن الرحيم

قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانْصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ

(Setelah tidak dapat berhujah lagi, ketua-ketua) mereka berkata: "Bakarlah dia dan belalah tuhan-tuhan kamu, jika betul kamu mahu bertindak membelanya!"

قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ

Kami berfirman: "Hai api, jadilah engkau sejuk serta selamat sejahtera kepada Ibrahim! ".

وَأَرَادُوا بِهِ كَيْدًا فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَخْسَرِينَ

Dan mereka (dengan perbuatan membakarnya itu) hendak melakukan angkara yang menyakitinya, lalu Kami jadikan mereka orang-orang yang amat rugi, (kalah dengan hinanya).

Antara huraian Al-Anbiya' : 68 - 70

Setelah mendengar jawaban dan tanggapan Nabi Ibrahim a.s mengenai tuhan mereka, maka telinga mereka berdesing, hati panas membara, sehingga Namrud (disetujui oleh rakyatnya) memerintahkan untuk menyiksa dengan membakar baginda.

Perintah Namrud : "Bakarlah Ibrahim, tolonglah tuhan-tuhanmu" jika engkau memang mahu melakukannya.

(Ini adalah contoh melakukan kekejaman atas nama agama/ tuhan)

Semua rakyatnya berganding-bahu mengumpulkan kayu untuk membakar baginda.

Selepas kayu yang banyak terkumpul dan dinyalakan api ke atasnya, maka diletakkannya Ibrahim pada lastik (English : Catapult) untuk dilemparkan ke tengah-tengah api yang membara.

Diriwayatakan, api tersebut tengah panas membara namun dengan izin Allah, ianya dirasakan sejuk oleh Nabi Ibrahim a.s.

Riwayat lain, semasa Nabi Ibrahim dilemparkan, Allah memerintahkan hujan untuk turun memadamkan api tersebut secepatnya, sehingga ianya tidak menjadi panas.

Mereka bermaksud membuat angkara kezaliman ke atas Nabi Ibrahim tapi akhirnya malah menjadi penyesalan mereka, kerana usaha tungkus lumus mereka tidak menjadi.

Catatan :

Ayat 69 ini diriwayatkan boleh dibaca untuk mendapatkan kesejukan atau tidak merasai panas, ketika di daerah yang sedang panas.

Wallahu a'lam

M Zuhal A Lathif
Masjid Muhajirin, Breddell Rd.
Singapore, 24 Nov 2017

Al-Amanah 
Hidup Berkah, Dengan Al-Quran


Salam Rabu Tengah  Hari

بسم الله الرحمن الرحيم

وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُمْ بَعْدَ أَنْ تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ

"Dan demi Allah, aku akan jalankan rancangan terhadap berhala-berhala kamu, sesudah kamu pergi meninggalkan (rumah berhala ini)".

فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ

Lalu ia memecahkan semuanya berketul-ketul, kecuali sebuah berhala mereka yang besar (dibiarkannya), supaya mereka kembali kepadanya.

قَالُوا مَنْ فَعَلَ هَٰذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ الظَّالِمِينَ

(Setelah melihat kejadian itu) mereka bertanya: "Siapakah yang melakukan perbuatan yang demikian terhadap tuhan-tuhan kami? Sesungguhnya adalah ia dari orang-orang yang zalim".

قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ

(Setengah dari) mereka berkata: "Kami ada mendengar seorang anak muda bernama Ibrahim, mencacinya".

قَالُوا فَأْتُوا بِهِ عَلَىٰ أَعْيُنِ النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُونَ

(Ketua-ketua) mereka berkata: "Jika demikian, bawalah dia di hadapan orang ramai supaya mereka menyaksikan (tindakan mengenainya).

قَالُوا أَأَنْتَ فَعَلْتَ هَٰذَا بِآلِهَتِنَا يَا إِبْرَاهِيمُ

(Setelah ia dibawa ke situ) mereka bertanya: "Engkaukah yang melakukan demikian kepada tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?"

قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَٰذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِنْ كَانُوا يَنْطِقُونَ

Ia menjawab: "(Tidak) bahkan yang melakukannya ialah (berhala) yang besar di antara mereka ini! Maka bertanyalah kamu kepada mereka kalau-kalau mereka dapat berkata-kata".

Antara huraian Al-Anbiya' : 57 - 63

Antara misi utama baginda Nabi Ibrahim a.s adalah menghancurkan kefahaman atau akidah paganis atau bertuhan lebih dari satu, menegakkan Tauhid, bertuhan Satu.

Diriwayatkan bahawa kerajaan Namrud / Nemrad mempunyai hari raya yang mewajibkan semua rakyatnya untuk berkumpul di suatu tempat pada hari tersebut.

Tidak terkecuali, Ibrahim juga diajak oleh Ayah dan kaumnya untuk menyertainya.

Ada dua riwayat :

Pertama, baginda tidak Peri ke untuk merayakannya dengan memberi alasan bahawa dirinya sakit (sedangkan hakikatnya hanya sakit hatinya melihat keadaan kaumnya).

Kedua, Baginda mengikuti ajakan ayahnya, namun semasa di perjalanan, baginda menjatuhkan diri dan memberi alasan bahawa dirinya tengah sakit Dan ada alasan untuk pulang.

Baginda berkata atau berniat untuk kembali ke tempat atau kampungnya untuk menghancurkan berhala - berhala.

Baginda pulang dan menghancurkan semua berhala kecuali berhala yang paling besar dan meletakkannya kapak di tangannya.

Semasa Nemrud pulang bersama kaumnya, dia mendapati bahawa semua patung sudah berkecai kecuali yang terbesar.

Mereka saling bertanya, siapa yang melakukan ini? 

Ada yang perasan bahawa hanya Ibrahim yang tidak bersama, maka tiada siapa lagi kecuali baginda yang dituduh.

Dipanggilnya baginda untuk diadili dihadapan kaumnya, dipojokkannya baginda dengan soalan : Ibrahim, kamukah yang melakukan tindakan penghancuran terhadap tuhan-tuhan kami?

Ibrahim : Sebenarnya yang melakukan penghancuran adalah patung yang terbesar itu (sambil menunjuk pada berhala yang membawa kapan), sila tanya dia, mungkin dia akan menjawabnya (pastinya dia tidak akan mengaku atau bercakap).

Apakah reaksi Namrud dan kaumnya mendengar jawaban diplomatik baginda? 

Jawaban menafikan sekaligus menuduh pihak lain sambil berdakwah, menyentuh akal dan hati mereka.

Insyaallah kita ikuti sambungannya esok.

Wallahu a'lam

M Zuhal A Lathif
Floral Spring @ Yishun
Singapore, 22 Nov 2017

Al-Amanah 
Hidup Berkah, Dengan Al-Quran



PENGAJIAN KEBANGSAAN DI PP *NASHRUL* *UMMAH* MEJOBO KUDUS

Oleh :  EmHa Imam Bukhori
-----------------------------------------
Rangkuman Ceramah KH. Ali Masyhuri (Sidoarjo).
Pada Acara MAULIDURRASUL di Pondok Pesantren NASHRUL UMMAH Mejobo Kudus.

- Wajib bagi setiap mukmin, setiap muslim, dan setiap santri, untuk senantiasa menjaga, memperbaiki dan membersihkan hatinya. Hal ini sejalan dengan Alqur'an: 

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ .

"(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (Q.S Asy-Syua'ra : 88-89).

- Do'a seseorang mudah dikabulkan, manakala hatinya bersih.

استجابة الدعاء من صفوة القلب

- Untuk menuju hati yang bersih dibutuhkan pembimbing (mursyid), sebagaimana mengerjakan tesis misalnya, butuh dosen pembimbing, menyelesaikan disertasi juga butuh pembimbing,  begitu pula untuk wushul kepada Allah SWT juga butuh pembimbing.

Hal-hal yang dapat meracuni hati seseorang :

1. Berlebihan dalam berbicara. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa;

"Tidak lurus iman seseorang, sehingga lurus hatinya, dan tidak lurus hati seseorang sehingga lurus lisannya." (Hadits)

- Seorang muballigh harus sudah selesai dengan dirinya sendiri, agar apa yang disampaikan mudah diterima pendengarnya.

- Sahabat Ali Bin Abi Thalib berkata: "Orang mukmin apabila berbicara hendaknya hatinya di depan, dan lisannya di belakang (hendaknya dipikir terlebih dahulu sebelum berbicara)

2. Berlebihan dalam makan.

Imam Al-Junaidy berkata: "Kebijaksanaan tidak akan masuk di hati seseorang yang perutnya penuh dg makanan.

- Nabi Muhammad SAW adalah manusia ideal dan sempurna. Tidak seseorang yang dapaterangkai kata-kata atau gubahan sastra yang dapat menggambarkan secara persis tentang keluhuran akhlaq dan pribadi Rasulullah SAW.

3. Berlebihan dalam memandang. Terlebih memandang lawan jenis.

4. Berlebihan dalam bergaul/salah pergaulan. 

Sikap, mental dan kepribadian seseorang dipengaruhi dan diwarnai oleh temannya.

- Orang menjadi baik karena akibat pengaruh teman, begitu juga orang menjadi jahat karena pengaruh teman.

- Tidak ada orang menjadi baik dan hebat dengan dirinya sendiri tanpa ada dukungan teman. Contohnya, KH. Hasyim Asy'ari, beliau tokoh hebat Pendiri NU, Pendiri Pondok Pesantren Tebuireng, sekaligus sebagai Pahlawan Nasional (tanpa mengurangi rasa hormat terhadap beliau),  menjadi hebat karena di sana ada KH. Wahab Hasbullah.

Foto oleh Kholisnoor



Salam Selasa Pagi

بسم الله الرحمن الرحيم

وَلَقَدْ آتَيْنَا إِبْرَاهِيمَ رُشْدَهُ مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا بِهِ عَالِمِينَ

Kami telah memberi kepada Nabi Ibrahim sebelum itu jalan yang benar dalam bertauhid, dan Kami adalah mengetahui akan halnya.

إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا هَٰذِهِ التَّمَاثِيلُ الَّتِي أَنْتُمْ لَهَا عَاكِفُونَ

Ketika ia berkata kepada bapanya dan kaumnya: "Apakah hakikatnya patung-patung ini yang kamu bersungguh-sungguh memujanya?"

قَالُوا وَجَدْنَا آبَاءَنَا لَهَا عَابِدِينَ

Mereka menjawab: "Kami dapati datuk nenek kami selalu menyembahnya".

قَالَ لَقَدْ كُنْتُمْ أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Ia berkata: "Sesungguhnya kamu dan datuk-nenek kamu adalah dalam kesesatan yang nyata".

قَالُوا أَجِئْتَنَا بِالْحَقِّ أَمْ أَنْتَ مِنَ اللَّاعِبِينَ

Mereka bertanya: "Adakah engkau membawa kepada kami sesuatu yang benar (sebagai seorang Rasul), atau engkau dari orang-orang yang bermain-main sahaja?"

قَالَ بَلْ رَبُّكُمْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الَّذِي فَطَرَهُنَّ وَأَنَا عَلَىٰ ذَٰلِكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ

Ia menjawab: "(Bukan bermain-main) bahkan (untuk menegaskan bahawa) Tuhan kamu ialah Tuhan yang mentadbirkan langit dan bumi, Dia lah yang menciptanya; dan aku adalah dari orang-orang yang boleh memberi keterangan mengesahkan yang demikian itu.

Antara huraian Al-Anbiya' : 51 - 56

Seterusnya ayat menyebut nama Nabi yang sangat segnifikan dan profilik, beliau adalah Nabi Ibrahim a.s (Abraham atau Avram).

Beliau sudah diberi hidayah Tauhid sedari kecilnya lagi, sehingga berani bertanya dan menegur ayahnya juga masyarakatnya dengan teguran :  Apakah manfaat berhala yang kamu semua sembah dengan bertungkus lumus ini? Atau ungkapan lainnya : Kenapa engkau menyembah berhala ini?

Mereka menjawab : Kami hanya mengikut apa yang datok moyang kami lakukan.

Ibrahim : Kamu dan datok moyangmu, semua sesat.

Mereka : Ibrahim, kamu ini bersungguh-sungguh atau bermain-main?

Ibrahim : Aku datang dengan kebenaran, Tuhan yang sebenar, tuhanku dan tuhanmu adalah yang menciptakan langit dan bumi, Aku boleh menjadi saksi untuk menunjukkan kebenaran itu.

Dimaklumkan, pada suatu hari, Ibrahim membawa umatnya ke suatu tempat untuk berfikir mencari tuhan, dengan menunjukkan bintang, bulan dan matahari (sila rujuk Al-An'aam : 74 - 80).

Wallahu a'lam

M Zuhal A Lathif
MRT Yishun-Toa Payoh Singapore, 21 Nov 2017

Al-Amanah
Hidup Berkah, Dengan Al-Quran


SERBA-SERBI MAULID NABI
Oleh : Mohammad Bahauddin

Di bulan Rabi’ul Awwal yang lebih dikenal dengan bulan maulid atau bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepatnya tanggal 12 rabi’ul awwal, biasanya kaum muslimin merayakan peringatan mauld Nabi Muhammad SAW, baik dirumah dengan mengundang tetangga dan handai taulan. Atau diadakan oleh lembaga, organisasi, masyarakat kampung dengan bentuk pengajian umum dan ceramah, ada juga dengan bakti sosial, khitanan masal, dan bentuk amal-amal sholeh yang lain.Yang menjadi pertanyaan, pernakah nabi Muhammad merayakan peringatan maulidnya? Dan sejak kapankah diadakan dan untuk apa? Lalu bagaimana hukumnya mengadakan peringatan mauled Nabi Muhammad SAW?

Jika menelusuri sejarah, ternyata Nabi Muhammad SAW  pernah memperingati kelahirannya dengan berpusa. Suatu ketika Nabi Muhammad ditanya: ان رسول الله صلي الله عليه وسلم سئل عن صوم يوم الإثنين؟ , ”Wahai rasul, mengapa engkau berpuasa hari Senin?” Rasul menjawab: فيه ولدت وفيه أنزل علي,  “Pada hari Senin itu aku dilahirkan dan pada hari itu pula Al-Quran diturunkan padaku” Dengan demikian Nabi Muhammad merayakannya denga puasa yang kemudian di masyarakat kita dikenal dengan puasa weton (puasa kelahiran). Namun sejarah tidak pernah mencatat Rasulullah merayakan maulid dengan mengundang orang lain untuk bacaan shalawat, untu bacaan berberzanjian, dibaan dan pengajian umum. Alasannya kenapa? Karena Maulid Al-Berjanzi, Diba' dan lain-lain itu berisi sejarah dan pujian-pujian kepada Nabi; dan sejarah itu lahir setelah tokoh yang diceritakan itu wafat. Jadi alangkah lucunya jika Nabi membaca sejarahnya sendiri dan merayakanya sendiri dengan tepok-bernyanyi "HAPPY BIRTHDAY TO ME" seperti yang diinginkan orang-orang sana jika semua itu harus bersumber dan ada tuntutan dari Nabi, jika tidak mereka mengatakan "BID'AH...BID'AH...BID'AH". Sekarang,  coba jika mau merenung kutipan lagu yang sering dinyanyikan anak-anak TK, PAUD atau Shifir :
"Panjang umur(nya)...panjang umur(nya)... panjang umur(nya) serta mulia"

Kata ganti "nya" dalam bahasa Indonesia merupakan kata ganti ketiga dan kaidah bahasa Arab menyebutnya dengan dhomir ghoib". Ghoib adalah sesuatu yang tidak nampak, sesuatu yang abstrak, tidak dalam lingkungan komunikasi, tidak semasa dan lain sebagainya" Nah dari lagu itu kita seharusnya memahami jika yang patut merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad adalah yang termasuk orang yang ghoib (minal ghoibin) dan tak lain adalah kita umat Muhammad. Bukan para sahabat dan tabiin yang mana mereka termasuk minal hadirin "orang yang hidup semasa dengan Rasulullah, tau dengan mata kepala sendiri melihat Rasulullah" oleh karenanya Para sahabat tidak merayakanya.

Namun meskipun begitu Nabi Muhammad, Para sahabat dan para ulama' menuntun kita untuk melaksanakannya seperti berikut:

1. Nabi Muhammad SAW bersabda:
 مَنْ عَظَمَ مَوْلِدِيْ كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَوْمَ اْلقِيَامَة
 “Barang siapa mengagungkan hari kelahiranku, maka aku akan memberikan syafa’at kepadanya dihari Kiamat"

2. Sayyiina Abu Bakar RA. berkata:
من أنفق درهما على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم كان رفيقي في الجنة
Barangsiapa membelanjakan satu  dirham untuk mengadakan pembacaan Maulid Nabi SAW, maka ia akan menjadi temanku di surga

3. Berkata Sayyidina Umar RA.
من عظم مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد أحيا الإسلام
“Barangsiapa mengagungkan Maulid Nabi SAW, maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam.”

4. Berkata Sayyidina Utsman RA.:
من أنفق درهما على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم فكأنما شهد غزوة بدر وحنين
“Barangsiapa membelanjakan satu dirham untuk mengadakan pembacaan Maulid Nabi SAW, maka seakan-akan ia ikut-serta menyaksikan perang Badar dan Hunain.”

5. Sayyidina Ali RA. berkata:
من عظم مولد النبي صلى الله عليه وسلم وكان سببا لقراءته لا يخرج من الدنيا إلا بالإيمان ويدخل الجنة بغير حساب
“Barangsiapa mengagungkan Maulid Nabi SAW, dan ia menjadi sebab dilaksanakannya pembacaan maulid Nabi, maka tidaklah ia keluar dari dunia melainkan dengan keimanan dan akan dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab.”

6. Imam Hasan Bashri RA. berkata:
وددت لو كان لي مثل جبل أحد ذهبا فأنفقته على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم
“Aku senang sekali seandainya aku memiliki emas sebesar gunung Uhud, maka aku akan membelanjakannya untuk kepentingan memperingati maulid Nabi SAW.”

7. Imam Junaed al-Baghdadi, semoga Allah membersihkan sir (rahasia)-nya, berkata:
من حضر مولد النبي صلى الله عليه وسلم وعظم قدره فقد فاز بالإيمان
“Barangsiapa menghadiri peringatan Maulid Nabi SAW dan mengagungkan derajat beliau, maka sesungguhnya ia akan memperoleh kebahagian dengan penuh keimanan.”

8. Imam Ma’ruf al-Karkhi, semoga Allah membersihkan sir (rahasia)-nya:
من هيأ طعاما لأجل قراءة مولد النبي صلى الله عليه و سلم و جمع اخوانا و أوقد سراجا و لبس جديدا و تبخر و تعطر تعظيما لمولد النبي صلى الله عليه و سلم حشره الله يوم القيامة مع الفرقة الأولى من النبيين و كان فى أعلى عليين
“Barangsiapa menyediakan makanan untuk pembacaan Maulid Nabi SAW, mengumpulkan saudara-saudaranya, menyalakan lampu, memakai pakaian yang baru, memasang harum-haruman dan memakai wangi-wangian karena mengagungkan kelahiran Nabi SAW, niscaya Allah akan mengumpulkannya pada hari kiamat bersama golongan orang-orang yang pertama di kalangan para nabi dan dia akan ditempatkan di syurga yang paling atas (‘Illiyyin).”

9. Imam Fakhruddin ar-Razi berkata:
: ما من شخص قرأ مولد النبي صلى الله عليه وسلم على ملح أو بر أو شيئ أخر من المأكولات الا ظهرت فيه البركة و فى كل شيئ وصل اليه من ذلك المأكول فانه يضطرب و لا يستقر حتى يغفر الله لأكله وان قرئ مولد النبي صلى الله عليه وسلم على ماء فمن شرب من ذلك الماء دخل قلبه ألف نور و رحمة و خرج منه ألف غل و علة و لا يموت ذلك القلب يوم تموت القلوب . و من قرأ مولد النبي صلى الله عليه وسلم على دراهم مسكوكة فضة كانت أو ذهبا و خلط تلك الدراهم بغيرها و قعت فيها البركة و لا يفتقر صاحبها و لا تفرغ يده ببركة النبي صلى الله عليه و سلم
“Tidaklah seseorang yang membaca maulid Nabi saw. ke atas garam atau gandum atau makanan yang lain, melainkan akan tampak keberkatan padanya, dan setiap sesuatu yang sampai kepadanya (dimasuki) dari makanan tersebut, maka akan bergoncang dan tidak akan tetap sehingga Allah akan mengampuni orang yang memakannya.

Dan sekirannya dibacakan maulid Nabi saw. ke atas air, maka orang yang meminum seteguk dari air tersebut akan masuk ke dalam hatinya seribu cahaya dan rahmat, akan keluar daripadanya seribu sifat dengki dan penyakit dan tidak akan mati hati tersebut pada hari dimatikannya hati-hati itu.

Dan barangsiapa yang membaca maulid Nabi saw. pada suatu dirham yang ditempa dengan perak atau emas dan dicampurkan dirham tersebut dengan yang lainnya, maka akan jatuh ke atas dirham tersebut keberkahan dan pemiliknya tidak akan fakir serta tidak akan kosong tangannya dengan keberkahan Nabi saw.”

10. Imam Syafi’i, semoga Allah merahmatinya, berkata:
من جمع لمولد النبي صلى الله عليه وسلم إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءته بعثه الله يوم القيامة مع الصادقين والشهداء والصالحين ويكون في جنات النعيم
“Barangsiapa mengumpulkan saudara-saudaranya untuk mengadakan Maulid Nabi, kemudian menyediakan makanan dan tempat serta melakukan kebaikan untuk mereka, dan dia menjadi sebab atas dibacakannya Maulid Nabi SAW, maka Allah akan membangkitkan dia bersama-sama golongan shiddiqin (orang-orang yang benar), syuhada (orang-orang yang mati syahid), dan shalihin (orang-orang yang shaleh) dan dia akan dimasukkan ke dalam surga-surga Na’im.”

11. Imam Sirri Saqathi, semoga Allah membersihkan sir (bathin)-nya:
من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع الا لمحبة النبي صلى الله عليه و سلم . وقد قال صلى الله عليه و سلم : من أحبني كان معي فى الجنة
“Barangsiapa pergi ke suatu tempat yang dibacakan di dalamnya maulid Nabi saw, maka sesungguhnya ia telah pergi ke sebuah taman dari taman-taman syurga, karena tidaklah ia menuju ke tempat-tempat tersebut melainkan karena cintanya kepada Nabi saw. Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di dalam syurga.”

12. Imam Jalaluddin as-Suyuthi berkata:
مامن بيت أو مسجد أو محلة قرئ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم إلا حفت الملائكة ذلك البيت أو المسجد أو المحلة وصلت الملائكة على أهل ذلك المكان وعمهم الله تعالى بالرحمة والرضوان.
وأما المطوفون بالنور يعنى جبريل و ميكائيل و اسرافيل و عزرائيل عليهم الصلاة و السلام فانهم يصلون على من كان سببا لقراءة النبي صلى الله عليه و سلم. و قال أيضا: ما من مسلم قرأ فى بيته مولد النبي صلى الله عليه و سلم الا رفع الله سبحانه و تعالى القحط والوباء والحرق والغرق والأفات والبليات والبغض والحسد وعين السوء واللصوص من أهل ذلك البيت فاذا مات هون الله عليه جواب منكر ونكير ويكون فى مقعد صدق عند مليك مقتدر. فمن أراد تعظيم مولد النبي صلى الله عليه وسلم يكفيه هذا القدر. ومن لم يكن عنده تعظيم مولد النبي صلى الله عليه وسلم لو ملأت له الدنيا فى مدحه لم يحرك قلبه فى المحبة له صلى الله عليه وسلم.
“Tidak ada rumah atau masjid atau tempat yg di dalamnya dibacakan maulid Nabi SAW melainkan malaikat akan mengelilingi rumah atau masjid atau tempat itu, mereka akan memintakan ampunan untuk penghuni tempat itu, dan Allah akan melimpahkan rahmat dan keridhaan-Nya kepada mereka.”

Nah, apakah kalau Nabi Muhammad SAW sahabat tidak pernah mengadakan peringatan maulid ini berarti mengada-ngada, dan apakah termasuk bid’ah? Mari kita mengkaji hukum peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah kitab yang ditulis oleh Imam Jalaluddin as-Suyuthi yang berjudul Husnul Maqasid fil Amal al-Mawalid. Beliau menjelaskan bahwa di zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin memang belum diadakan peringatan dalam bentuk upacara, shalawatan dan pengajian tentang maulid Nabi, sehingga ada sebagian kaum muslimin yang tidak mau memperingati kelahiran dengan bentuk upacara itu. Jadi, kapan peringatan kelahiran Nabi ini mulai dilaksanakan?

Sejarah menyebutkan bahwa sejak Islam berjaya dengan menaklukan romawi, Persia bahkan Eropa, banyaklah orang non muslim masuk Islam, termasuk orang-orang salib dari Eropa. Baik karena sukarela ataupun karena terpaksa. Hal ini menimbulkan dendam kaum Nasrani, akhirnya mereka membalas dendam dengan menjajah Timur Tengah. Maka berkobarlah perang salib. Kaum kafir membunuh orang islam, merampas kekayaan, dijauhkan dari Islamnya, dijauhkan dari Nabinya, dijauhkan dari sejarah kejayaan Islam. Yang ditampilkan oleh penjajah di hadapan kaum muslimin adalah tokoh-tokoh kafir, tokoh-tokoh fiktif sehingga rusaklah moral anak-anak muda, hancurlah kejayaan kaum muslimin, hilang keteladanan, hingga tidak kenla kehebatan Islam. Melihat kondisi umat yang terpuruk dan semakin jauh dari Islam, serta tidak punya semangat memperjuangkan agamanya, para ulama’ dan tokoh Islam mencari solusi bagaimana membangkitkan keislaman kaum muslimin dan melepaskan diri dari cengkraman tentara salib.Di antaranya seorang raja yaitu Al-Malik Mudhaffaruddin
Abu Sa’id Kaukabari bin Zainuddin Ali bin Buktukin (549-630 H, iparnya Sultan Sholahuddin Al-Ayyubi mengundang para ulama’ dan masayikh ke istana untuk bermusyawarah, bagaimana membangkitkan semangat umat Islam, membebaskan diri dari penjajah, serta menanamkan kecintaan anak muda dan muslimin kepada Rasulullah, sehingga mau menteladani beliau. Dari musyawarah ulama tersebut akhirnya ada yang mengusulkan agar diadakan peringatan peristiwa bersejarah dalam Islam, diantaranya dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dikampanyekan dengan besar-besaran, mengundang para penyair agar menulis syair pujian kepada Nabi, serta para ulama dan mubaligh yang bertugas menceritakan sejarah Nabi.Al-Malik Mudhaffaruddin menanggapi usulan ini dengan antusias. Tetapi ada yang tidak setuju, dengan alasan kerena peringatan seperti itu tidak pernah dikerjakan oleh Nabi, dan itu berarti itu bid’ah. Menanangapi ketidak setujuan mereka, akhirnya dijawab oleh ulama’ yang hadir, bahwa dalam penjelasan tentang bid’ah itu tidak semua sesat. Menurut Imam al-Iz Abdussalam, Ibnu Atsar menjelaskan bahwa ada bid’ah dholalah dan bid’ah hasanah. Bid’ah dholalah (sesat) adalah bid’ah yang tidak ada dasar hukummnya dan tidak ada perintah sama sekali dari syariat, sedangkan bid’ah hasanah adala suatu amalan yang dasar perintahnya sudah ada dari Rasulullah, namun teknisnya tidak diatur langsung dan itu bukan temasuk ibadah mahdah muqayyadah (ibadah murni yang telah ditentukan tata caranya).

Seperti sering dijelaskan bahwa ibadah itu ada dua macam. Pertama, ibadah mahdah muqayyadah yaitu ibadah murni yang tata caranya terikat dan tidak boleh diubah, karena perintah dan teknis pelaksanaannya contohkan langsung oleh Rasulullah, seperti shalat dan haji yang harus sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasul.Kedua, ibadah muthalaqah ghoiru muqayyadah, yaitu ibadah mutlaq yang tata caranya tidak terikat, perintahnya ada sedangkan teknis pelaksanaannya terserah masing-masing orang. Seperti berdzikir, perintahnya sudah ada namun teknisnya tidak ditentukan sebagaiman firman Allah:
فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُمْ
Yang artinya: ”Berdzikirlah kalian dalam keadaan berdiri duduk, dan berbaring.” (QS an-Nisa)

Dzikir merupakan perintahnya, sedangakan teknisnya terserah kita, duduk, berdiri, berbaring dirumah, dimasjid sendirian, bersama-sama, suara pelan ataupun dengan suara keras tidak ada batasan-batasan, tergantung kepada situasi dan kondisi asal tidak melanggar ketentuan syariat. Membaca shalawat juga diperintahkan sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
Yang Artinya: ”Sesungguhnya Allah dan malaikat bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salan penghormatan kepadanya.” (QS al-Ahzab56).

Perintah membaca shalawat ada sedangkan teknisnya terserah kita. Boleh sholawat yang panjang, pendek, prosa, maupun syair, yang penting bershalawat kepada rasullullah. Hal ini termasuk juga berdakwah, Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
Yang artinya: ”Serulah (manausia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.” (QS an-Nahl 125)

Berdakwahlah kamu ke jalan Allah dengan cara hikmah dan mauidzah hasanah atau wejangan yang baik. Perintahnya ada sedangkan teknis pelaksanaannnya terserah kita, boleh dalam bentuk pengajian umum, pengajian rutin di masjid, ataupun media TV, radio, koran, majalah,diskusi, maupun seminar. Semuanya dipersilakan, yang penting momentum dan misinya adalah dakwah.

Peringatan Maulid Nabi yang diisi dengan pembacaan shalawat kepada Rasul, pengajian umum, ceramah tentang kesadaran terhadap islam, membaca sejarah Nabi, amal saleh, bakti sosial, khitanan massal dan lain-lain itu merupakan ibadah mutlaqah ghairu muqayadah atau ibadah yang mutlaq dan tidak terikat tata caranya dimana perintahnya ada sedangakan pelaksanaannya terserah kita. Maka dengan demikian mengadakan peringatan Maulid Nabi yang diisi dengan pembacaan shlawat, pengajian umum dan perbuatan yang baik bukan termasuk bid’ah dlalalah, tapi tapi merupakan amrum muhtasan, yaitu “sesuatu yang dianggap baik” dan kalau kalau dilakukan secara ikhlas karena Allah maka akan mendapatka pahala dari Allah SWT. Demikian juga Sayyid Alwi Al-Maliki al-Hasani menjelaskan dalam kitab Mukhtashar Sirah Nabawiayah: “Bahwa memperingati Maulid Nabi bukan bid’ah dlalalah, tapi sesuatu yang baik”.

Kembali ke cerita acara yang dilaksanakan oleh Raja Mudhoffaruddin,  para ulama yang hadir dalam pertemuan itu memutuskan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad itu boleh. Kemudian Al-Malik Mudhafar sendiri langsung menyumbang 100 ekor unta dan sekian ton gandum untuk mengadakan peringatan maulid Nabi muhammad SAW. Setiap daerah diundang penyair untuk membuat syair pujian dan shalawat kepada Nabi muhammad. Kitab-kitab yang tersisa hingga sekarang di antaranya yang dikarang oleh Syeikh al-Barzanji dan Syeikh Addiba’i.Ternyata dengan diadakannya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini sangat efektif untuk menyadarkan kaum Muslimin cinta kepada Rasul, sehingga seorang pemuda bernama Shalahudin Al-ayyubi menggalang anak-anak muda, dilatih fisiknya, disadarkan cinta Rasul, diajak membebaskan diri dari penjajahan tentara salib. Akhirnya, laskar Islam bersama panglima Shalahudin al-Ayyubi, bisa memenangkan perang salib pada tahun 580 H. Sejak tahun itulah peringatan Maulid Nabi SAW diadakan oleh negara muslim lainnya.

Masalah maulid Nabi ini sebenarnya sudah pernah dibahas dan dijawab oleh beberapa ulama', diantaranya:
1. Sekitar lima abad yang lalu Al-Imam Jalaluddin Al-Shuyuthi (849-910 H/1445-1505 M) pernah menjawab polemik tentang perayaan Maulid Nabi SAW. . Beliau mengatakan di dalam risalahnya “Husnu al-Maqshid Fi ‘Amal al-Maulid”. Beliau menyatakan seperti berikut:
“عِنْدِيْ أَنَّ أَصْلَ عَمَلِ الْمَوِلِدِ الَّذِيْ هُوَ اجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ القُرْءَانِ وَرِوَايَةُ الأَخْبَارِ الْوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَإِ أَمْرِ النَّبِيِّ وَمَا وَقَعَ فِيْ مَوْلِدِهِ مِنَ الآيَاتِ، ثُمَّ يُمَدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْن­َ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذلِكَ هُوَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِيْ يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ وَإِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالاسْتِبْشَار­ِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ. وَأَوَّلُ مَنْ أَحْدَثَ ذلِكَ صَاحِبُ إِرْبِل الْمَلِكُ الْمُظَفَّرُ أَبُوْ سَعِيْدٍ كَوْكَبْرِيْ بْنُ زَيْنِ الدِّيْنِ ابْنِ بُكْتُكِيْن أَحَدُ الْمُلُوْكِ الأَمْجَادِ وَالْكُبَرَاءِ وَالأَجْوَادِ، وَكَانَ لَهُ آثاَرٌ حَسَنَةٌ وَهُوَ الَّذِيْ عَمَّرَ الْجَامِعَ الْمُظَفَّرِيَّ­ بِسَفْحِ قَاسِيُوْنَ”.
Artinya: “Menurutku: pada dasarnya peringatan maulid, merupakan kumpulan orang-orang beserta bacaan beberapa ayat al-Qur’an, meriwayatkan hadits-hadits tentang permulaan sejarah Rasulullah dan tanda-tanda yang mengiringi kelahirannya, kemudian disajikan hidangan lalu dimakan oleh orang-orang tersebut dan kemudian mereka bubar setelahnya tanpa ada tambahan-tambah­an lain, adalah termasuk bid`ah hasanah (bid`ah yang baik) yang melakukannya akan memperoleh pahala. Karena perkara seperti itu merupakan perbuatan mengagungkan tentang kedudukan Rosululloh dan merupakan menampakkan (menzhahirkan) akan rasa gembira dan suka cita dengan kelahirannya (Rasululloh) yang mulia. Orang yang pertama kali melakukan peringatan maulid ini adalah pemerintah Irbil, Sultan Al-Muzhoffar Abu Sa`id Kaukabri Ibn Zainuddin Ibn Buktukin, salah seorang raja yang mulia, agung dan dermawan. Beliau memiliki peninggalan dan jasa-jasa yang baik, dan dialah yang membangun Al-Jami` Al-Muzhoffari di lereng gunung Qasiyun”.

2. Pernyataan Al-Imam Al-Hafizh Al-Sakhawi seperti disebutkan di dalam “Al-Ajwibah Al-Mardliyyah”, :
“لَمْ يُنْقَلْ عَنْ أَحَدٍ مِنَ السَّلَفِ الصَّالِحِ فِيْ الْقُرُوْنِ الثَّلاَثَةِ الْفَاضِلَةِ، وَإِنَّمَا حَدَثَ “بَعْدُ، ثُمَّ مَا زَالَ أَهْـلُ الإِسْلاَمِ فِيْ سَائِرِ الأَقْطَارِ وَالْمُـدُنِ الْعِظَامِ يَحْتَفِلُوْنَ فِيْ شَهْرِ مَوْلِدِهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ- يَعْمَلُوْنَ الْوَلاَئِمَ الْبَدِيْعَةَ الْمُشْتَمِلَةَ­ عَلَى الأُمُوْرِ البَهِجَةِ الرَّفِيْعَةِ، وَيَتَصَدَّقُوْ­نَ فِيْ لَيَالِيْهِ بِأَنْوَاعِ الصَّدَقَاتِ، وَيُظْهِرُوْنَ السُّرُوْرَ، وَيَزِيْدُوْنَ فِيْ الْمَبَرَّاتِ، بَلْ يَعْتَنُوْنَ بِقِرَاءَةِ مَوْلِدِهِ الْكَرِيْمِ، وَتَظْهَرُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَرَكَاتِهِ كُلُّ فَضْلٍ عَمِيْمٍ بِحَيْثُ كَانَ مِمَّا جُرِّبَ”. ثُمَّ قَالَ: “قُلْتُ: كَانَ مَوْلِدُهُ الشَّرِيْفُ عَلَى الأَصَحِّ لَيْلَةَ الإِثْنَيْنِ الثَّانِيَ عَشَرَ مِنْ شَهْرِ رَبِيْع الأَوَّلِ، وَقِيْلَ: لِلَيْلَتَيْنِ خَلَتَا مِنْهُ، وَقِيْلَ: لِثَمَانٍ، وَقِيْلَ: لِعَشْرٍ وَقِيْلَ غَيْرُ ذَلِكَ، وَحِيْنَئِذٍ فَلاَ بَأْسَ بِفِعْلِ الْخَيْرِ فِيْ هذِهِ الأَيَّامِ وَاللَّيَالِيْ عَلَى حَسَبِ الاسْتِطَاعَةِ بَلْ يَحْسُنُ فِيْ أَيَّامِ الشَّهْرِ كُلِّهَا وَلَيَالِيْهِ”.
Artinya : “Perayaan Maulid Nabi Saw, belum pernah dilakukan oleh seorangpun daripada kaum Al-Salaf Al-Sholeh yang hidup pada tiga abad pertama yang mulia, melainkan baru ada setelahnya. Dan ummat Islam di semua daerah dan kota-kota besar senantiasa mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan kelahirannya Nabi Saw, yang mulia. Mereka mengadakan jamuan-jamuan makanan yang luar biasa dan diisi dengan hal-hal yang menggembirakan dan baik. Pada malam harinya, mereka berbagai-bagai sodaqoh, mereka menampakkan kegembiraan dan suka cita. Mereka melakukan kebaikan-kebaikan lebih daripada kebiasaannya. Bahkan mereka berkumpul dengan membaca buku-buku maulid. Dan nampaklah keberkahan Nabi dan Maulid secara menyeluruh. Dan ini semua telah teruji”.
Kemudian al-Sakhawi berkata: “Aku Katakan: “Tanggal kelahiran Nabi Saw, menurut pendapat yang paling shoheh adalah malam senin, tanggal 12 bulan Rabi’ul Awwal. Menurut pendapat lain malam tanggal 2, 8, 10 dan masih ada pendapat-pendapat lain. Oleh karenanya tidak masalah melakukan kebaikan ini dihari-hari yang istimewa ini baik siang maupun malamnya sesuai dengan kesiapannya saja, bahkan dianjurkan agar amalan baik ini dilakukan disepanjang hari dan malanya sebulan penuh.

Berdasarkan kesaksian para Imam ini, maka jelas sudah, bahwa PERAYAAN MAULID NABI SAW, ini merupakan sebuah adat yang dirintis oleh Raja Al-Muzhoffar..tidak ada nuqilnya dari Al-Salaf Al-Sholeh (tiga generasi pertama : Shohabat, Tabi’in, dan Tabi’i Al-Tabi’in). jadi karena perayaan Maulid Nabi ini merupakan sebeuah adat, maka berlakulah padanya Qoidah adat sesuai Ilmu Ushul Fiqih :
الأصل في العبادات المنع إلا إذا ورد بها الشرع والأصل في العادات الإباحة
“Asal hukum ibadah adalah dilarang, sehingga datang perintah dari Syara’ (Agama) untuk melakukannya. Sedangkan hukum ‘adat/kebiasaan itu adalah dibolehkan”.

الإباحة اصطلاحا هو ما لا حرج على المكلف في فعله ولا تركه لذاته ، أو هو ما خير بين فعله وتركه من غير تخصيص أحدهما بثواب ولا عقاب
“Ibaahah/Boleh” menurut istilah (secara Syari’at) ialah perbuatan yang tidak jadi dosa bagi orang MUKALLAF (Orang yang sudah tertuntut oleh hukum Syari’at), baik didalam mengerjakannya atau meninggalkannya, Atau bisa jadi diantara mengerjakan dan meninggalkannya itu lebih baik dengan tanpa harus menentukan salah satu dari keduanya itu dengan pahala atau siksa”.

يكون المباح حراماً إذا اختلط بمحرم أو كان وسيلة له
“Sesuatu yg dibolehkan bisa berubah jadi haram, jika di campuri dengan perkara yg di haramkan. Atau ia menjadi haram karena telah jadi sarana perantara untuk perkara yg diharamkan”.

المباح قد ينقلب مندوباً أو واجباً أو حراماً أو مكروهاً بالنية أو لكونه وسيلة, أن للوسائل حكم المقاصد, ويتغير الحكم بتغير القصد
“Al MUBAAH” (Perkara yg dibolehkan), sewaktu2 bisa berubah hukumnya menjadi sunat, wajib, haram dan makruh, tergantung bagaimana NIAT-nya atau karena keadaannya merupakan suatu wasilah/sarana perantara. maka untuk segala perkara yang hanya merupakan perantara itu berlaku padanya Hukum niat-nya (tergantung pada niatnya). Dan hukumnya itu bisa berubah, dengan berubahnya tujuan/niat itu sendiri”.

Al-Syaikh Ibnu Muflih Al-Maqdisi Al-Hambali dalam “Al-Adabu Al-Syar’iyyah”nya menyatakan sebuah Qoidah dalam menyikapi sebuah adat :
لا ينبغي الخروج من عادات الناس إلا في الحرم
“Tidak semestinya keluar dari adat-adatnya orang-orang kecuali dalam hal yang diharamkan”

Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dari qaidah-qaidah ushul fiqih diatas :
1. Kita tidak boleh melakukan suatu perkara ibadah yang tidak ada dalil perintahnya dari agama. karena untuk melakukan suatu amalan ibadah itu membutuhkan perintahnya dari agama.
2. Adat kebiasaan yang sudah lumrah dan melekat ditengah-tengah kita boleh dilakukan selama tidak ada dalil larangannya dari agama.
3. Perkara yang mubah (dibolehkan) sewaktu-waktu bisa berubah menjadi : Wajib, Sunat, Haram dan Makruh, hal itu bisa terjadi karena :
a. Sebab niatnya untuk melakukan perkara mubah itu sendiri.
b. Sebab perkara mubah itu merupakan sarana perantara bagi suatu perkara yang sudah jelas ada dalil hukumnya itu perkara, apakah itu perkara baik yang tercakup oleh hukum wajib atau sunat, atau petkara itu merupakan perkara buruk yang tercakup oleh hukum haram atau makruh.
4. Tidak diharuskan bagi kita mencegah, menjauhi adat kebiasaan orang pada umumnya kecuali jika adat seperti itu memang diharamkan secara Syar’i.

Mudah-mudahan dengan peringatan Maulid Nabi hati kita semakin cinta kepada Rasulullah SAW. Dengan cinta kepada Rasulullah kita akan melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya dan kita termasuk orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah SAW. Sebagaimana sabda beliau yang artinya: “Orang-orang yang telah menghidupkan sunnahku maka dia berarti cinta kepadaku, dan orang-orang yang cinta padaku nanti akan bersamaku disurga.” Semoga kita dikumpulkan bersama Rasulullah SAW kelak disurga nanti.

Foto : Oleh Mohammad Bahauddin ( @ DESA LANGGARDALEM)


Salam Isnin Petang

بسم الله الرحمن الرحيم

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَىٰ وَهَارُونَ الْفُرْقَانَ وَضِيَاءً وَذِكْرًا لِلْمُتَّقِينَ

Dan demi sesungguhnya, Kami telah memberi kepada Nabi Musa dan Nabi Harun Kitab (Taurat) yang membezakan antara yang benar dengan yang salah, dan yang menjadi cahaya yang menerangi, serta yang mengandungi pengajaran, bagi orang-orang yang mahu bertaqwa.

الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَهُمْ مِنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ

Iaitu mereka yang takut (melanggar hukum-hukum) Tuhannya semasa mereka tidak dilihat orang, dan mereka pula gerun cemas akan (peristiwa-peristiwa yang mengerikan pada) hari kiamat.

وَهَٰذَا ذِكْرٌ مُبَارَكٌ أَنْزَلْنَاهُ ۚ أَفَأَنْتُمْ لَهُ مُنْكِرُونَ

Dan Al-Quran ini juga pengajaran yang berkat, yang Kami turunkan (kepada Nabi Muhammad); dengan keadaan yang demikian maka patutkah kamu mengingkarinya?

Antara huraian Al-Anbiya' : 48 - 50

Sesuai dengan nama surah, maka mulalah ayat-ayat akan menukil beberapa nama para Nabi / Rasul.

Ketiga ayat ini bercerita mengenai kesamaan Taurat  dan Al-Quran.

Ayat dimulakan dengan menyebut nama Nabi Musa a.s dan Nabi Syuaib a.s yang telah diberi Al-Furqan (ianya Taurat, yang memisahkan akidah yang benar dari yang batil.

Maka Al-Furqan itu digelarkan kepada semua kitab Allah.

Begitu juga bahawa semua kitab Allah digelarkan sebagai penerang dan pengingat untuk orang yang bertaqwa.

Mereka adalah orang yang sentiasa taat kepada aturan Allah, dimana pun dan dalam keadaan apapun juga sentiasa ingati akhirat.

Ayat terakhir menyebut tambahan gelaran untuk Al-Quran yang ianya adalah Berkah, penuh keberkatan, kemanfaatan, yang tidak boleh dipungkiri atau diingkari.

Wallahu a'lam

M Zuhal A Lathif
Floral Spring @ Yishun
Singapore, 20 Nov 2017

Al-Amanah
Hidup Berkah, Dengan Al-Quran




Kisah Dibalik Seungkep Nasi Buka Luwur

Buka Luwur merupakan salah satu tradisi masyarakat Kudus yang digelar setiap tahun. Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram. Tradisi ini juga sering disebut bodo-nya (lebarannya) orang Kudus. Dapat dikatakan demikian karena semua warga Kudus bisa menikmati hasil nasi brekat buka Luwur yang berisi nasi dan daging yang dibungkus dengan daun jati.

Rangkaian kegiatan Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus dimulai sejak akhir bulan Dzulqo'dah sampai Muharram. Kegiatan tersebut antara lain jamas Keris, penggantian kain mori, pengajian umum tahun baru hijriyah, bahtsul masail diniyyah, santunan yatim piatu, khotmil Qur'an, masak bubur asyura, masak nasi brekat buka luwur, pemasangan kain mori hingga pendistribusian nasi brekat buka Luwur. Semua rangkaian kegiatan buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus selalu diikuti oleh masyarakat, baik masyarakat Kudus maupun luar Kudus. Nasi brekat buka Luwur berjumlah hampir 30.000 Bungkus dengan total beras kurang lebih 6,5 ton yang di masak.

Ada beberapa hal yang menarik terkait Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus ini : Pertama, nasi brekat buka Luwur ini di yakini bisa untuk obat atau mengobati orang sakit serta bisa menjadikan tanaman (padi, jagung, dll) dengan hasil yang baik atau panen nya berhasil. Kedua, perolehan beras dalam buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus ini banyak menjadi patokan bagi masyarakat Kudus dan sekitarnya. Jika beras yang didapat banyak sekali hingga sisa banyak, berarti sandanh pangan murah. Tetapi jika sebaliknya, beras sisa sedikit berarti sandang pangan mahal.

MC MIFROHUL HANA CHAMAMI



Salam Ahad Senja

بسم الله الرحمن الرحيم

بَلْ مَتَّعْنَا هَٰؤُلَاءِ وَآبَاءَهُمْ حَتَّىٰ طَالَ عَلَيْهِمُ الْعُمُرُ ۗ أَفَلَا يَرَوْنَ أَنَّا نَأْتِي الْأَرْضَ نَنْقُصُهَا مِنْ أَطْرَافِهَا ۚ أَفَهُمُ الْغَالِبُونَ

(Bukan benda-benda yang dipertuhankan itu yang memberi kesenangan kepada mereka) bahkan Kami biarkan mereka dan datuk-nenek mereka menikmati (kesenangan hidup) hingga berlanjutanlah umur mereka (dalam keadaan yang menyebabkan berlaku perkara yang tidak diingini mereka). Maka tidakkah mereka melihat bahawa kami datangi daerah bumi yang mereka kuasai dengan menguranginya sedikit demi sedikit dari sempadan-sempadannya? Jika demikian halnya, maka adakah mereka yang akan menang?

قُلْ إِنَّمَا أُنْذِرُكُمْ بِالْوَحْيِ ۚ وَلَا يَسْمَعُ الصُّمُّ الدُّعَاءَ إِذَا مَا يُنْذَرُونَ

Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesungguhnya aku hanyalah memberi amaran kepada kamu dengan wahyu (Al-Quran yang diturunkan Allah kepadaku); dan sudah tentu orang-orang yang pekak tidak dapat mendengar seruan apabila mereka diberi amaran, (maka janganlah kamu menjadi pekak kerana azab Tuhan amatlah berat).

وَلَئِنْ مَسَّتْهُمْ نَفْحَةٌ مِنْ عَذَابِ رَبِّكَ لَيَقُولُنَّ يَا وَيْلَنَا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ

Dan demi sesungguhnya, jika mereka disentuh oleh sedikit sahaja dari azab Tuhanmu, sudah tentu mereka akan berkata: "Aduhai celakanya kami! Sebenarnya kami adalah orang-orang yang zalim (terhadap diri sendiri)!"

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ

Dan (ingatlah) Kami akan mengadakan neraca timbangan yang adil untuk (menimbang amal makhluk-makhluk pada) hari kiamat; maka tidak ada diri sesiapa akan teraniaya sedikitpun; dan jika (amalnya) itu seberat biji sawi (sekalipun), nescaya Kami akan mendatangkannya (untuk ditimbang dan dihitung); dan cukuplah Kami sebagai Penghitung.

 Antara huraian Al-Anbiya' : 44 - 47

Ayat ini mengkhabarkan bahawa antara perkara yang menyebabkan ramai orang ingkar dan kufur adalah kenikmatan Allah yang melimpah kepada mereka, sehingga mereka lupa diri akan pemberi nikmat itu.

Namun janji Allah akan menjadi kenyataan, pada masanya nanti, Islam akan mendapatkan kejayaan dan kemenangan.

Dalam ayat ini digunakan bahasa kiasan, "Tidakkah manusia melihat bahawa bumi akan berkurang atau terhakis dari hujungnya"?.

Ada beberapa makna :

1. Secara zahir, bumi akan mengalami pengurangan tanahnya kerana naiknya air laut, disebabkan mencairnya air salji di kedua kutub, yang bermula kerana pemanasan suhu sejagad (Global Warming).

2. Nikmat Allah kepada manusia akan berkurang sejurus bertambahnya umur manusia tersebut .

3. Islam akan menghakis sedikit demi sedikit kemungkaran dan kekufuran.

Baginda Rasul hanya menyampaikan wahyu, sedangkan orang yang menutup telinga hatinya, pastinya dia tidak akan mendapat hidayah.

Mereka akan sedar jika sudah diturunkan azab kepada mereka, namun kesedaran itu sudah terlambat.

Ketika Hisab sudah dibentang, keadilan Allah akan nampak dengan jelasnya, tiada seorangpun yang terzalimi, semua amalannya akan diperlihatkan dan mendapatkan balasannya.

Wallahu a'lam

M Zuhal A Lathif
Floral Spring @ Yishun
Singapore, 19 Nov 2017

Al-Amanah
Hidup Berkah, Dengan Al-Quran

 



2 BATU ADALAH PERWUJUDAN DUA SINGA (INGON-INGONE MBAH PUSPOYUDO SINGOPADON):

 Ketika menghadiri Haul/ Buka Luwur Mbah Puspoyudo Singopadon atau SAYYID UTSMAN, Ada seorang tokoh masyarakat yang bernama Bapak Muslichan Al Qudsy.. beliau bercerita bahwa di depan pintu masuk makam Mbah Puspoyudo Singopadon atau SAYYID UTSMAN terdapat dua batu besar. Di percayai dua batu tersebut adalah DUA PERWUJUDAN SINGA. Konon dalam masa hidupnya, beliau mempunyai hewan peliharaan 2 Singa dan kuda putih.

 Ada beberapa kisah yang dialami oleh masyarakat sekitar:

1. Ada seorang peziarah yang ketika Ziarah ke makam Mbah Puspoyudo Singopadon atau SAYYID UTSMAN merasa sedang ditunggu oleh SINGA dibelakang nya (merasa mengkorog hatinya). Tapi selagi niat kita tulus ikhlas dan baik, insya Allah tidak di apa-apakan Singa nya.


2. Seorang pengusaha di desa KRANDON yang sering kali membaca kan/ mengirim berkah Surat Fatihah ke Mbah Puspoyudo Singopadon atau SAYYID UTSMAN dalam suatu hari rumahnya mau di Malingi oleh pencuri. Tetapi​ apa yang terjadi, pencuri itu tidak berani masuk kerumah Pengusaha Krandon tersebut dikarenakan melihat SINGA di depan rumahnya yang seakan-akan mau mengejar pencuri tersebut. Hingga akhirnya pencuri tadi lari terbirit-birit dan tidak jadi maling. Sampai saat ini masih ada tempat istirahat SINGA NYA Mbah Puspoyudo Singopadon atau SAYYID UTSMAN yang masih ada kejadian aneh disitu.

3. Ada seorang yang sedang lewat di sekitar makam Puspoyudo Singopadon atau SAYYID UTSMAN, tiba-tiba beliau melihat seekor kuda putih/ JARAN PUTIH yang sedang berlari menuju kompleks makam Mbah Puspoyudo Singopadon atau SAYYID UTSMAN yang hingga membuat merinding hati orang tersebut.

Wallahu A'lam. Marilah kita sering kali mendoakan orangtua/ mbah-mbah kita yang sudah meninggal agar kita bisa ta'dhim dan hormat kepada mereka sebagai wujud BIRRUL WALIDAIN. Seorang Waliyullah itu dirasa tidak meninggal dunia tetapi masih hidup.

Mc Mifrohul Hana Chamami

Foto oleh Mc Mifrohul Hana Chamami



" MBAH RIFA'I "

Ada hal yang berbeda dalam Peringatan BUKA LUWUR KANGJENG SUNAN KUDUS pada hari Sabtu Pon, 10 Muharram 1439 H./ 30 September 2017 H. Alhamdulillah rangkaian prosesi Buka Luwur berjalan dengan lancar. Pada acara puncak tersebut dirawuhi oleh HABIB UMAR MUTHOHAR dan tak lupa Bapak Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah juga ikut hadir.

Hal yang aneh terjadi terjadi ketika Sayid Umar Al Mutahar yang di dampingi KH. Choiruzad Tadjus Syarof, KH. Ulil Albab Arwani, Habib Abu Bakar, Mbah Chizam, dll .. ketika sampai di makam di sebelah Barat Pendiri Madrasah QUDSIYYAH KHR. Asnawi (tepatnya makam di sebelah paling barat dari makam para Pangeran), Beliau menyempatkan untuk berdoa beserta rombongan di makam tersebut.

Setelah beliau berdoa, kemudian dawuh : "INI MAKAM MBAH RIFA'I, WASILAH LAH KEPADA BELIAU UNTUK SANTRI-SANTRI YANG MALAS SEKOLAH AGAR BISA LEBIH BAIK". Semoga kita bisa ngalap BERKAH dan KAROMAHNYA BELIAU YA RABB.

Mc Mifrohul Hana Chamami

Foto oleh Mafaza



Wasilah Jodoh di Makam Nyai Hamdanah Asnawi Kudus

Salah satu ijazah yang diberikan KH Maimun Zubair bagi para jomblowan/wati dalam mencari jodoh adalah wasilah di Makam Nyai Hamdanah Asnawi Kudus.
Siapa beliau?

Nyai Hamdanah merupakan istri dari KHR Asnawi Kudus (1861-1959) saat bermukim di Makkah. Menurut KH Minan Zuhri, Nyai Hamdanah merupakan janda dari Syekh Nawawi al-Bantani). Sepeninggal Syekh Nawawi, Nyai Hamdanah dinikahi KHR Asnawi setelah dijodohkan oleh KH Jalil.

Kisah dari ibu kandung saya (Masfiyah) yang pernah berjumpa langsung dengan Nyai Hamdanah saat diajak sowan ke rumah Bendan Kudus, memiliki wajah cantik, putih dan berhidung mancung. Istilah Ibu saya yang mirip orang Arab dan India cantiknya.
Dari pernikahan KHR Asnawi dengan Nyai Hamdanah melahirkan tiga anak: KH Zuhri (menurunkan 5 anak), Nyai Azizah (istri KH Sholeh Tayu menurunkan 5 anak) dan Nyai Alawiyah (menurunkan 6 orang anak).

Kisah wasilah jodoh ini sudah nyata. Kenapa?

Suatu ketika ada teman akrab saya sedang galau karena gagal menikah dengan calon yang sudah dikhitbah. Biasa, anak jaman now gitu lho. Sudah dirembug baik antar orang tua, eee malah si cewek tidak mau dinikah dengan seribu alasan.
Alhasil, cowoknya minta saran ke saya. "Saya harus gimana Pak Rikza?..." pintanya ke saya. Saat itu saya ingat ijazah Mbah Maimun untuk cari jodoh perlu wasilah ke Nyai Hamdanah. Diapun mengikuti,
 Semangat berwasilahnya sangat tinggi. Walaupun dia berada jauh dari Kota Kudus dan butuh waktu 2 jam untuk perjalanan, ia pun sudah berkali-kali kesana. Tepat setelah wasilah itu dia yakin akan datang jodohnya.

Alhamdulillah, Allah mengabulkan niatnya dengan mempertemukan wanita idamannya. Dan sekarang dia sudah bertunangan. Insya Allah sebentar lagi akan menikah. "Barokahnya wasilah di Bu Nyai Hamdanah niki Pak Rikza" tegasnya.
Lalu apa yang harus dibaca saat wasilah?...
Mestinya ya biasa dengan Yasin, tahlil dan do'a spesial mencari jodoh yang diridlai Allah.
Kalau teman saya tadi mengamalkan ijazah dari Kyai Chumaid Kaliwungu Kendal saat wasilah di makam Nyai Hamdanah, yaitu membaca Surat Al Ikhlas 313 kali dan shalawat 1.000 kali

Dimana makam Nyai Hamdanah?
Tepat berada di barat makam KHR Asnawi (belakang mihrab Masjid Al Aqsho Menara Kudus, satu komplek Makam Sunan Kudus).

M. Rikza Chamami
Dosen UIN Walisongo dan Ketua Ikatan Alumni Madrasah Qudsiyyah Kudus

Foto Oleh : Mc Mifrohul Hana Chamami





Salam Sabtu

بسم الله الرحمن الرحيم

وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ


Dan demi sesungguhnya, telah diperolok-olokkan beberapa Rasul sebelummu, lalu orang-orang yang mengejek-ejek di antara mereka, ditimpakan balasan azab bagi apa yang mereka telah perolok-olokkan itu.

قُلْ مَنْ يَكْلَؤُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مِنَ الرَّحْمَٰنِ ۗ بَلْ هُمْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِمْ مُعْرِضُونَ

Katakanlah (wahai Muhammad): "Siapakah yang dapat menjaga keselamatan kamu pada malam dan siang daripada azab Tuhan yang bersifat Maha Pemurah?" (Mereka tidak memikirkan yang demikian) bahkan mereka tetap berpaling ingkar dari pengajaran Tuhan mereka.

أَمْ لَهُمْ آلِهَةٌ تَمْنَعُهُمْ مِنْ دُونِنَا ۚ لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَ أَنْفُسِهِمْ وَلَا هُمْ مِنَّا يُصْحَبُونَ

Tidak ada bagi mereka tuhan-tuhan yang dapat melindungi mereka dari azab Kami. Mereka yang dipertuhankan itu tidak dapat menolong dirinya sendiri, dan tidak pula mereka dibantu dengan pertolongan dari pihak Kami.

Antara huraian Al-Anbiya' :  41-43

Ayat pertama di atas dinamakan ayat TASLIAH, sebagai penghibur kepada baginda Rasul agar tidak larut bersedih, tidak patah semangat dalam berdakwah, walau apapun jawaban masyarakat.

Jika baginda ditertawakan, diejek, dihina, begitulah para Nabi dan Rasul terdahulu mengalaminya semasa berdakwah.

Kaum yang menghinamu, nantinya akan dihina juga, boleh di dunia atau akhirat.

Adakah tuhan bagi orang kafir yang boleh memberi jaminan keselamatan siang dan malam? sedangkan mereka ingkar pada Tuhan (Allah).

Adakah tuhan-tuhan bagi orang kafir yang boleh memberi jaminan perlindungan siang dan malam? sedangkan mereka sendiri tidak boleh menjamin dirinya sendiri, tidak boleh melindungi diri sendiri.

Mereka dan tuhannya tidak akan mampu menolak azab kamu, tiada yang boleh menolongnya di akhirat nantinya.

Wallahu a'lam

M Zuhal A Lathif
MRT Yishun-City Hall
Singapore, 18 Nov 2017

Al-Amanah
Hidup Berkah, Dengan Al-Quran

“Wa laqod kholaqnal insana min sulalatin min thin,” Dan sungguh, Kami (Allah) telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Membaca sebuah ayat yang berada di surah al mu’minun itu mengingatkan saya pada jati diri manusia yang sesungguhnya, tanah. Tanah adalah benda kecoklatan –ada juga yang hitam, merah, dan kuning– yang memiliki banyak kegunaan. Seperti menumbuhkan tanaman, sumber penyimpanan air, hingga bahan baku pembuatan aneka ragam kerajinan tangan. Tanah juga memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan alam dan sebagai rumah bagi para hewan. Betapa banyak kegunaan tanah hingga saya tak bisa menyebutkan semuanya. 

Bagi yang mempercayai asal-muasal manusia dari tanah, tidakkah kita berfikir bahwa hingga saat ini kita sudah banyak melanggar kodrat sebagai manusia-tanah. Banyak diantara kita, mungkin saya sendiri sudah tidak memiliki kemanfaatan. Entah itu dengan sesama manusia ataupun dengan alam. Kita sudah menyalahi kodrat kita sendiri, miris.

Tanah
Tanah adalah benda yang tempatnya di bawah. Bahkan ketika ada tanah yang naik ke atas meja, kita kemudian membersihkannya. Diturunkanlah kembali tanah itu ke bawah. Tanah selalu menerima apapun yang dilakukan pemiliknya, mau dibentuk seperti apapun, mau dibuat kerajinan atau semacamnya, tanah tidak protes. Tanah tidak pernah marah jika diinjak-injak, diludahi, dikencingi, tapi tanah tetap memberikan yang terbaik kepada kita. Tanah tetap menumbuhkan tanaman, buah-buahan, dan menyimpan air. Tanah sangat hebat dalam memendam bau busuk. Bau mayat yang sudah membusuk pun akan hilang jika dikubur ke dalam tanah. Tanah memiliki tugas untuk menjaga keseimbangan alam, juga sebagai ekosistem bagi para makhluk Tuhan.

Manusia
Melihat sifat-sifat tanah, manusia, dan khususnya saya sendiri harusnya bisa meneladaninya dengan cara yang serupa. Tanah tempatnya di bawah, begitu juga seharusnya manusia. Manusia harusnya di bawah, rendah, tidak sombong. Jadi, manusia (termasuk saya) tidak boleh dan tidak bisa memiliki sifat sombong, karena hanya Tuhan yang memiliki lisensi takabbur. Tanah selalu menerima apapun yang diinginkan majikannya. Manusia juga harus seperti itu, menerima apapun yang diberikan dan ditakdirkan Sang Pencipta, dan kemudian berusaha sebaik-baiknya. Tanah juga bisa menghilangkan bau busuk. Seyogyanya, manusia juga harus begitu, meutupi aib saudaranya dalam-dalam. Kemudian membantunya diam-diam. Tanah tak pernah marah ketika kita kencing, meludah, dan menginjak-injaknya. Manusia harus bisa memaafkan, tidak memiliki rasa dendam meskipun sudah disakiti berkali-kali. Bahkan manusia harus memberikan yang terbaik kepada sesamanya, termasuk kepada orang yang menyakitinya. Seperti tanah yang selalu menumbuhkan buah yang segar, padi yang disulap ibu-ibu kita menjadi nasi, dan air untuk menghilangkan dahaga. Tanah tak pernah menolak memberikan itu semua. Selain itu, manusia yang dikatakan dalam beberapa ayat sebagai wakil Tuhan, Khalifah, sudah seharusnya menjaga keseimbangan alam. Baik alam sosial-masyarakat, maupun lingkungan tempat tinggal kita. Namun, sebagai seorang Khalifah, kita masih sering membuang sampah sembarangan, tidak mempedulikan lingkungan sekitar, bahkan tidak peduli bahwa tempat tinggal saudara kita di berbagai tempat sedang diusik.

Manusia-Tanah-Api-Setan
Tanah juga seringkali memiliki hubungan yang erat dengan api. Seperti genting, ia adalah perpaduan antara api dan tanah. Sebuah tanah yang dibentuk, ditempa, dan dibakar hingga menjadi keras. Tanah jenis ini sedikit berbeda. Jika tadi saya sebutkan tanah itu tempatnya di bawah, untuk yang ini tempatnya ada di atas. Mengatapi setiap rumah tempat tinggal kita. Jadi, tanah yang sering berkumpul dan berteman dengan api, maka ia bisa naik ke atas. Tapi tak selamanya, jika genting itu rusak, toh juga akan diturunkan, lebur menjadi tanah lagi. Namun, tanah yang ini sudah tidak memiliki banyak kemanfaatan. Tanah hasil leburan genting-genting rusak ini tidak bisa menumbuhkan tanaman lagi.

Manusia yang sering berkumpul dengan api (read: setan) juga akan mengalami hal yang sama. Kita bisa menjadi besar hati, merasa paling pintar, merasa paling benar, dan perasaan-perasaan tinggi hati lainnya. Kita dibuatnya mabuk akan ketinggian, hingga lupa bahwa sejatiinya kodrat kita berada di bawah. Jika memang benar kita terbius olehnya, api, keleburan kita menjadi tanah yang tidak bermanfaat hanya tinggal menunggu waktu. (Mirza Iqbal)


*Tulisan ini pernah diterbitkan di website LPM Kognisia FPSB UII (Kognisia.co)

Jakarta, Kemendikbud — Liga Sepak Bola (Gala) Siswa Indonesia yang akan digelar pada 2018 mendatang merupakan titik awal pencarian bibit pemain sepak bola berbakat Indonesia usia 13-14 tahun. Ajang ini akan terus digelar secara serius dan berkelanjutan guna menyiapkan generasi emas Indonesia berlaga di Piala Dunia serta diharapkan mampu meraih juara pada 2046 mendatang.

Hal tersebut sesuai dengan peta jalan persepakbolaan tanah air yang telah disusun oleh Persatuan Sepak-Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) selaku penyelenggara Gala Siswa Indonesia bekerja sama dengan PSSI dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) berupaya membina pemain sepak bola sejak usia dini.

“Kita (Kemendikbud,-) ingin berikan sumbangsih pada bangsa ini. Kemendikbud harus mengantarkan cita-cita itu,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, saat memberikan keterangan pers dalam Peluncuran Gala Siswa Indonesia 2018 di Hotel Sahid Jakarta, Senin (13/11/2017).

Mendikbud mengimbau, masyarakat khususnya pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan agar mendukung dan memfasilitasi anak-anak berbakat di bidang sepak bola. Hal ini, kata dia, semata-mata untuk  terus memajukan persepakbolaan Indonesia. “Sepak bola ke depan akan jadi bagian gaya hidup bangsa Indonesia,” tuturnya.

Gala Siswa Indonesia akan diselenggarakan secara berjenjang dan berkesinambungan mulai dari tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, dan tingkat nasional. Tidak hanya itu, para pemain berbakat dalam Gala Siswa Indonesia ini akan dipersiapkan untuk ajang kompetisi sepak bola tingkat internasional.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua KONI Pusat, Tono Suratman menyampaikan, Gala Siswa Indonesia adalah langkah strategis pembibitan pemain sepak bola di usia dini sehingga jelas akan terbangun karakternya. Ajang ini, kata dia, membantu menyiapkan atlet nasional terutama di cabang sepak bola. “Dengan ini (Gala Siswa Indonesia,-), Kemendikbud ikut membangun prestasi nasional,” katanya.

Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria menambahkan, melalui ajang ini PSSI memiliki dua target yaitu olahan data pemain untuk talent scouting (pencarian bakat) dan penguatan karakter pemain sejak dini. Para pemain, kata dia, akan terbiasa berlaga dan berkompetisi secara sehat. “Kami mengapresiasi Kemendikbud dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui sepak bola,” ucapnya. (Agi Bahari)


MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget