MERAGUKAN KEWALIAN KIYAI AS'AD


MERAGUKAN KEWALIAN KIYAI AS'AD

Kewalian Kiai As’ad dan Kisah Dua Orang Santri

Dunia ke “Wali” an adalah salah satu dunia yang penuh misteri. Ada banyak kontroversi yang sering kali muncul didunia para wali. Sebagai seorang waliyullah, Kiai As’ad Syamsul Arifin juga tidak terlepas dari kontroversi tersebut. Semasa hidup beliau ada banyak sekali hal-hal yang membuat orang-orang awam bertanya-tanya tentang beliau, pun tak terkecuali santri-santri beliau.

KHR. Ach. Azaim Ibrahimy mengungkap satu kisah menarik dan penuh hikmah tentang kewalian Kiai As’ad dan santrinya yang penasaran akan kewalian beliau. Berikut kami sajikan petikan kisah yang disampaikan dalam sebuah pengajian:

Hati-hati dekat dengan orang shaleh tidak menjamin mendapatkan berita gembira. Berapa pengaruhnya kedahsyatan keshalehan ini kepada dirinya, itu yang akan menentukan dia akan mendapatkan informasi khusus.

Ya…., ada orang dekat dengan Kiai As’ad, Kiai Syamsul, ada orang dekat dengan Kiai Fawaid, tapi berapa banyak yang tidak mendapatkan informasi khusus? Ini cerita nyata, seorang santri senior pernah ingkar kepada Kiai As’ad.

“Masak Wali, jieh tak toman tengaleeh Abhejheng, Jumatan tak toman tangaleeh”.? (masak wali, wong tidak pernah kelihatan sholat, Jum’atan pun tidak pernah kelihatan). Sampai masuk ke dalam rumah ini. Ini kan dalamnya Kiai As’ad (menunjukkan kediaman pengasuh sekarang), pintunya sebelah sini, agak ke sini sedikit, di sana ranjang beliau. Nyelonong kurang ajar.

Orangnya sendiri cerita, “saya kurang ajar tapi saya sudah minta maaf”. (dia) masuk di bawah, di kolong. Ternyata Mbah As’ad dari kamar mandi dengan terompahnya, naik keatas, terdengar suara seperti orang sholat. Allahu akbar. “Satiah engkok taoh kabejhengah Kiai, e cornok tadek” (sekarang saya tau ke sholatnya Kiai. Diintip, tidak ada), “huh takok”, takut, gak berani keluar. Tidak berapa lama kemudian, seperti ada orang lagi, kemudian turun, ada kaki ke belakang. Begitu (kiai) ke belakang, langsung (dia) keluar ke depan.

Sementara temannya sampai terus pulang dari pesantren gak percaya kepada kiai As’ad dan informasinya sampai sekarang sinting, “tak beres” (gila).

(Mereka) Berdua datang ke Kiai Hamid Pasuruan, ingin tanya, apa benar Kiai As’ad ini wali. Begitu mau nyampek dekat dhalemnya (Kiai Hamid), belum apa-apa, “Mule cong mule! ojo su’ul adab ke Kiai, itu Wali Allah” ( Pulang nak, pulang! jangan su’ul adab pada kiai, Kiai As’ad itu wali Allah).

“Mak taoh” (kok tau). “cakna setongna” (kata teman yang satunya) gak logis ini, gak masuk akal ini, logika gak terima.

“Entar pole” (datang lagi) ke Kiai Hasan Manglih. Nyampek sana, belum masuk ke rumahnya, baru mau masuk, “mole”! (Pulang)!. Barusan Mbah As’ad ini ke sini, baru ini, baru datang ke sini. Jangan macam-macam sama gurunya, perbaiki niatnya kamu!”.

Tambah mantap niat yang satunya, sementara yang satunya, gak logis, gak masuk akal ini. Nah, yang mulai percaya ini akhirnya “Wahasuna Islamuhu”, baik terus sampai sekarang, alhamdulillah. Yang (teman) satunya, tak “beres” (gila), gak tahu mati apa bagaimana, gak tahu.

Padahal santri, hanya beberapa radius kilo meter dengan dhalem dan pondok an ini. gak dapat kode, gak tahu.

Jadi kedekatan fisik tidak menjamin kedekatan ruhani. Maka belajarlah dekat fisik dan dekat rohani kepada gurunya, biar tidak cangkolang, biar tidak su’ul adab.

Penulis: A. Zaini.

Semoga kita mendapat berkah para wali dan para Masyayikh NU aamiin....

Kiriman Bani Oomar - GMNU

--------------------------------------------------------------------------
Mohon doa, bimbingan, arahan dan nasehat serta motivasinya selalu. 🙏🙏

#LsmAqilaQuds
#AlmasBatrisyia
#GandrungSembako
#AngkringanGrahaElpiji
#H2_KrandonMajuBarokah
Label:

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget