PERANG PAREGREG KEMUNDURAN MAJAPAHIT


PERANG PAREGREG KEMUNDURAN MAJAPAHIT
    
Sejarah setidaknya telah mencatat bahwa peperangan yang pada gilirannya meruntuhkan Majapahit adalahp erang saudara yang dikenal dengan Perang Paregreg. Sejak kekuatan Bhre Wirabhumi dihancurkan Wikramawardhana dalam Perang Paregreg, daerah Wirabhumi seperti "terlepas" dari kontrol Majapahit.

     Perang Paregreg merupakan peperangan yang terjadi antara Majapahit istana barat yang dipimpin Wikramawardhana, melawan istana timur yang dipimpin BhreWirabhumi. Perang ini terjadi pada 1404-1406 dan menjadi penyebab utama kemunduran Majapahit. 
 
     Pada 1295, Raden Wijaya pendidiri Majapahit untuk menepati janjinya semasa perjuangan menyerahkan wilayah sebelah timur Majapahit kepada Arya Wiraraja dengan ibukota di Lumajang. Janji inilah penyebab terjadinya Perang Paregreg kelak.
 
     Sejak kejayaan Majapahit ditopang oleh keperkasaan sang Mahapatih Gajah Mada, yang pernah menyelamatkan Prabu Jayanegara, raja kedua, dari rongrongan peberontak, sebenarnya benih pemberontakan telah tumbuh di kalangan pejabat sekitar istana. Setelah pemberontakan selesai dipadamkan, Gajah Mada berhasil membangun angkatan perang yang tangguh, termasuk angkatan lautnya. Oleh karena itu segera Majapahit berkembang menjadi negara yang makmur, karena teknologi pertanian sawah di kalangan masyarakat Jawa telah berkembang sejak sebelum kedatangan Aji Saka pada 68 Masehi. Tetapi setelah Hayam Wuruk, Majapahit tidak pernah memiliki raja yang kuat, dan akhirnya runtuh karena perang saudara tersebut.
 
     Pada 1316 Jayanagara putra Raden Wijaya menumpas pemberontakan Nambi di Lumajang. Setelah peristiwa tersebut, wilayah timur kembali bersatu dengan wilayah barat. Menurut Pararaton, pada 1376 muncul sebuah gunungbaru. Peristiwa ini dapat ditafsirkan sebagai munculnya kerajaan baru, karena menurut kronik Cina dari Dinasti Ming, pada 1377 di Jawa ada dua kerajaan merdeka yang sama-sama mengirim duta ke Cina. Kerajaan Barat dipimpin Wu-lao-po-wu, dan Kerajaan Timur dipimpin Wu-lao-wang-chieh. Wu-lao-po-wu adalah ejaan Cina untuk Bhre Prabu, nama lain Hayam Wuruk (menurut Pararaton), sedangkan Wu-lao-wang-chieh adalah Bhre Wengker alias Wijayarajasa, suami Rajadewi.
 
     Wijayarajasa rupanya berambisi menjadi raja. Sepeninggal Gajah Mada, Tribhuwana Tunggadewi, dan Rajadewi, ia membangun istana timur di Pamotan, sehingga dalam Pararaton, ia juga bergelar Bhatara Parameswara ring Pamotan.
 
     Perang Paregreg diawali dengan pemberontakan Bhre Wirabumi atau Urubisma, Adipati Blambangan, yang masih putra Prabu Brawijaya dari selir. Pemberontakan Urubisma ini melahirkan legenda Damarwulan yang sangat terkenal sebagai salah satu lakon kethoprak yang populer. Urubisma tidak berhasil menegakkan panji kerajaan di kadipatennya, namun setelah itu meletuslah pemberontakan oleh adipati yang lain. Karena tentara dan dana kerajaan banyak tersedot untuk memadamkan pemberontakan-pemberontakan, akhirnya raja-raja di luar Jawa dengan mudah lalu memisahkan dari ketergantungan terhadap Majapahit. Terjadilah disintegrasi di Jawa.
 
     Perang Paregreg adalah perang yang identik dengan tokoh Bhre Wirabhumi. Nama asli Bhre Wirabhumi tidak diketahui. Menurut Pararaton, ia adalah putra Hayam Wuruk dari selir, dan menjadi anak angkat Bhre Daha istri Wijayarajasa, yaitu Rajadewi. Bhre Wirabhumi kemudian menikah dengan Bhre Lasemsang Alemu, putri Bhre Pajang (adik Hayam Wuruk). Menurut Nagarakretagama, istri Bhre Wirabhumi adalah Nagarawardhani, putri Bhre Lasem alias Indudewi. Indudewi adalah putri Rajadewi dan Wijayarajasa. Berita dalam Nagarakretagama lebih dapat dipercaya daripada Pararaton karena ditulis pada saat Bhre Wirabhumi masih hidup. Jadi, Bhre Wirabhumi yang lahir dari selir Hayam Wuruk, menjadi anak angkat Rajadewi (bibi Hayam Wuruk), dan kemudian dinikahkan dengan Nagarawardhani, cucu Rajadewi.
 
     Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Wijayarajasa, hubungan antara Majapahit istana barat dan timur belum menegang, mengingat Wijayarajasa adalah mertua Hayam Wuruk. Wijayarajasa meninggal pada 1398. Ia digantikan anak angkat sekaligus suami cucunya, yaitu Bhre Wirabhumi, sebagai raja istana timur. Sementara itu, Hayam Wuruk meninggal pada 1389. Ia digantikan keponakan sekaligus menantunya, yaitu Wikramawardhana.
 
     Ketika Indudewi meninggal dunia, jabatan Bhre Lasem diserahkan pada putrinya, yaitu Nagarawardhani. Tapi Wikramawardhana juga mengangkat Kusumawardhani sebagai Bhre Lasem. Itulah sebabnya, dalam Pararaton terdapat dua orang Bhre Lasem, yaitu Bhre Lasem Sang Alemu istri Bhre Wirabhumi, dan Bhre Lasem Sang Ahayu istri Wikramawardhana.
 
     Sengketa jabatan Bhre Lasem ini menciptakan perang dingin antara istana barat dan timur, sampai akhirnya Nagarawardhani dan Kusumawardhani sama-sama meninggal pada 1400. Wikramawardhana segera mengangkat menantunya sebagai bhre Lasem yang baru, yaitu istri Bhre Tumapel.

Kiriman Saudara Dody
Label:

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget