Manaqib Syekh Abdul Qodir Al Jilany ke - 8 : Terjemahan ringkas Kitab “Nurul Burhani”


Manaqib 8
Terjemahan ringkas Kitab “Nurul Burhani”

PENGEMBARAN SYAIKH ABDUL QODIR AL-JILANI radhiyallohu ‘anhu,

وَلَبِسَ مِنْ يَدِ اْلقَاضِىْ أَبِىْ سَعِيْدِ الْمُبَارَكِ الْخِرْقَةَ الشَّرِيْفَةَ الصُّوْفِيَّةَ ۞ وَتَأَدَبَّ بِأَدَابِهِ اْلوَفِيَّةِ ۞ وَلَمْ يَزَلْ مَلْحُوْظًا بِالْعِنَايَةِ الرَّبَّانِيَّةِ عَارِجًا فِى مَعَارِجِ الْكَمَالَاتِ بِهِمَّتِهِ اْلأَبِيَّةِ ۞ آخِذًا نَفْسَهُ بِالْجِدِّ مُشَمِّرًا عَنْ سَاعِدِ اْلإِجْتِهَادِ نَابِذًا لِـمَأْلُوْفِ اْلإِسْعَافِ وَاْلإِسْعَادِ ۞ حَتّٰى أَنَّهُ مَكَثَ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ سَنَةً سآئِرًا فِى صَحْرآءِ الْعِرَاقِ وَخَرَايَاتِهِ لَا يَعْرِفُ النَّاسَ وَلَا يَعْرِفُوْنَهُ ۞ فَيَعْدِلُوْنَهُ عَنْ أَمْرِهِ وَيَصْرِفُوْنَهُ ۞ وَقَاسٰى فِىْ بِدَايَةِ أَمْرِهِ اْلأَخْطَارُ ۞ فَمَا تَرَكَ هَوْلًا إِلَّارَكِبَهُ وَقَفَّرَ مِنْهُ اْلقِفَارُ۞

Kemudian Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani radhiyallohu ‘anhu, meneruskan bai’at toriqohnya kepada Syaikh Qodli Abi Sa’id Al-Mubarok hingga mendapat ijin menjadi Syaikh mursyid yang adabiyahnya meniru Syaikh mursyidnya yang sudah sempurnya dan tidak henti-hentinya terpelihara dari inayah Allah, sehingga derajat kewaliannya terus naik ketingkat kesempurnaan, 

Karena cita-citanya yang luhur beliau dapat mengalahkan sifat-sifat yang tercela dan nafsu syaithoniyah yang menyesatkan, juga meniggalkan apa yang menjadi kesenangan nafsu dan hal-hal yang mubah (boleh), juga meningalkan keramaian dunia, pergi mengembara ke hutan di negeri Irak selama 25 tahun sehingga tidak mengenal orang dan tidak dikenal orang, bahkan banyak orang yang mencemoohnya dan tidak memperdulikan, karena keluarga yang menjadi tanggung jawabnya seakan-akan diabaikan. 

Pada permulaan beliau melakukan pengembaraan memang dirasakan banyak menghadapi tantangan serta kehawatiran-kehawatiran, tetapi semua hambatan itu dapat dihadapi dengan tabah dan tetap melanjutkan pengembaraan kehutan belantara.

وَكَانَ لِبَاسُه۫ جُبَّةَ صُوْفٍ ۞ وَعَلىٰ رَأْسِهِ خُرَيْقَةٌ يَمْشِى حَافِيًا فِى الشَّوْكِ وَاْلوَعْرِ لِعَدَمِ وِجْدَانِهِ نَعْلًا يَمْشِيْ فِيْهَا ۞ وَيَقْتَاتُ ثَمَرَ اْلأَشْجَارِ وَقُمَامَةَ اْلبَقْلِ التُّرْمٰى ۞ وَوَرَقَ الْحَشِيْشِ مِنْ شَاطِئِى النَّهْرِ ۞ وَلَايَنَامُ غَالِبًا وَلَايَشْرَبُ الْمَاءَ ۞

Pakaian yang dipakai jubah dari bulu, kepalanya ditutup sobekan kain, berjalan tanpa sandal, melalui tempat-tempat berduri di tanah-tanah terjal, yang demikian itu karena beliau tidak menemukan sandal, makanan nya buah buahan yang masih dipohon, sayur yang sudah dibuang, daun-daun rerumputan yang berada di tepi-tepi sungai, bahkan lebih banyak tidur dan tidak minum.

وَبَقِيَ مُدَّةً لَمْ يَأْكُلْ فِيْهَا طَعَامًا ۞ فَلَقِيَه۫ إِنْسَانٌ فَأَعْطَاهُ صُرَّةَ دَرَاهِمَ إِكْرَامًا ۞ فَأَخَذَ بِبَعْضِهَا خُبْزًا سَمِيْدًا وَخَبِيْصًا ۞ وَجَلَسَ لِيَأْكُلَ وَإِذًا بِرُقْعَةٍ مَكْتُوْبٍ فِيْهَا ۞ إِنَّمَا جُعِلَتِ الشَّهَوَاتُ لِضُعَفآءِ عِبَادِيْ لِيَسْتَعِيْنُوْا بِهَا عَلَى الطَّاعَاتِ ۞ وَأَمَّا اْلأَقْوِيآءُ فَمَا لَهُمُ الشَّهَوَاتُ ۞ فَتَرَكَ الْأَكْلَ وَأَخَذَ الْمِنْدِيْلَ وَتَرَكَ مَا كَانَ فِيْهِ ۞ وَتَوَجَّهَ فِى اْلقِبْلَةِ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَانْصَرَفَ ۞ وَفَهِمَ أَنَّهُ مَحْفُوْظٌ وَمُعْتَنًى بِهِ وَعَرَفَ ۞

Pernah berhari-hari beliau tidak makan apapun, tiba-tiba datang seseorang yang kemudian memberinya sebuah kantong yang berisi penuh dengan uang dirham sebagai penghargaan kepada beliau. 

Kemudian beliau mengambilnya sebagian untuk membeli tepung, jenang dari kurma dan samin lalu duduklah Syaikh untuk menikmati makanan tersebut. Tiba-tiba meliau melihat sebuah kertas bertuliskan : 

“Syahwat itu dijadikan untuk hamba-hamba-Ku yang lemah, sebagai perantara untuk melaksanakan ta’at kepada Allah,”

“Adapun hamba-hamba-Ku yang kuat, mereka tidak mempunyai kesenangan syahwat apapun”, 

Seketika itu beliau langsung meninggalkan makan, mengambil sapu tangan untuk membungkusnya dan ditinggalkannya lalu menghadap kiblat shalat dua rakaat, dan kemudian meninggalkan tempat itu. atas kejadian ini beliau sadar, bahwa dirinya dijaga oleh Allah dan selalu dalam pertolongan-Nya.

اَللّٰهُمَّ انْشُرْ نَفَحَاتِ الرِّضْوَانِ عَلَيْهِ ۞
۞ وَأَمِدَّنَا بِالْأَسْرَارِ الَّتِىْ أَوْدَعْتَهَا لَدَيْهِ

ALLOHUMMANSYUR NAFAĤATIRRIDHWANI ALAIH
WA AMIDDANA BIL ASRORIL LADZI AUDA’TAHA LADAIH

Ya Allah, hamparkanlah aroma harum keridhoan-Mu kepada kanjeng Syaikh,

Dan curahkanlah keberkahan kepada kami berkat asror kewalian 
yang Engkau titipkan kepada kanjeng Syaikh.

Bersambung…

Kiriman Gus Abdul Wakhid - BERKAH NAHDLIYYIN
Label:

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget