UMAT TERBAIK : UMAT NABI MUHAMMAD


UMAT TERBAIK : UMAT NABI MUHAMMAD 

Kita mungkin tak asing lagi dengan petikan ayat, “Kalian adalah umat terbaik,” yang diungkap dalam Surat Ali ‘Imran ayat 110. Secara umum, ayat itu jelas ditujukan kepada umat Rasulullah SAW. Ayat di atas dikuatkan dengan sabda Rasulullah SAW:
 
وَجُعِلَتْ أُمَّتِي خَيْرَ الأُمَمِ 

Artinya, “Umatku dijadikan sebagai umat terbaik, (HR Ahmad).

Pertanyaannya kemudian, menyadarikah kita sebagai umat terbaik? Lantas di manakah sisi “terbaik” dan keistimewaannya? 

Jika menilik lanjutan ayat di atas, maka kriteria umat terbaik, selain beriman kepada Allah, adalah memiliki kewajiban amar ma’ruf-nahi mungkar, alias memerintah kebaikan dan melarang kemungkaran, yang dilekatkan kepada mereka. Andai umat terdahulu beriman, dan amar ma‘ruf-nahi mungkar, niscaya mereka pun lebih baik dari umat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Artinya, jika kita lepas dari ciri-ciri tersebut, label umat terbaik bisa saja lepas dari diri kita. Bahkan, bukan mustahil bila kita menjadi umat yang sebaliknya. Demikian jika kita berkaca pada ayat di atas dan sebagian tafsirnya. (Lihat: Tafsir Ath-Thabari, jilid V, halaman 673).

Meski demikian, kita tak perlu berkecil hati. Tetaplah kita berusaha mempertahankan keimanan, menunaikan amar ma‘ruf-nahi mungkar sesuai kemampuan dan kapasitas masing-masing.

Sebab di samping itu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam  juga telah mengabarkan kepada kita sejumlah keistimewaan yang hanya diberikan kepada umatnya sebagaimana yang diungkap dalam hadits berikut ini:

أُعْطِيَتْ أُمَّتِي ثَلَاثًا لَمْ تعط إلا الأنبياء كَانَ اللَّهُ إِذَا بَعَثَ نَبِيًّا قَالَ لَهُ ادْعُنِي أَسْتَجِبْ لَكَ وَقَالَ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ )ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ( وَكَانَ اللَّهُ إِذَا بَعَثَ النَّبِيَّ قال له مَا جَعَلَ عَلَيْكَ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ وَقَالَ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ )وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ( وَكَانَ اللَّهُ إِذَا بَعَثَ النَّبِيَّ جَعَلَهُ شَهِيدًا عَلَى قَوْمِهِ وَجَعَلَ هَذِهِ الْأُمَّةَ شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ

Artinya, “Umatku telah diberi tiga perkara yang tidak diberikan kecuali kepada para nabi saja. Dahulu jika mengutus seorang nabi, Allah berfirman kepadanya, ‘Berdoalah engkau kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.’ Namun, untuk umat ini, Allah berfirman, ‘Berdoalah kalian, niscaya akan Aku kabulkan untuk kalian.’ Dulu jika mengutus nabi, Allah berfirman kepadanya, ‘Aku tidak menjadikan kesulitan pada kalian dalam agama ini.’ Namun, untuk umat ini, Dia menyatakan, ‘Aku tidak menjadikan kesulitan kepada kalian dalam agama ini.’ Dahulu, jika mengutus nabi, Allah menjadikannya sebagai saksi. Sedangkan untuk umat ini, Allah menjadikan mereka sebagai saksi.”

Kiriman Gus Nur Rembang - Jamaah Muhibbin Gus Baha'
Label:

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget