TASAWUF / THORIQAT ADALAH SEBUAH METODE PEMBERSIHAN JIWA DARI SEGALA PENYAKIT HATI


📚TASAWUF / THORIQAT ADALAH SEBUAH METODE PEMBERSIHAN JIWA DARI SEGALA PENYAKIT HATI.

Tasawuf adalah suatu program tarbiyah/pendidikan yang menitik beratkan pada pembersihan jiwa dari setiap penyakit hati yang dapat menghalangi manusia dari (mendekatkan diri kepada) Allah swt, dan bentuk upaya mengevaluasi penyimpangan psikologis dan perilaku yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, dengan orang lain dan maupun dengan dirinya sendiri.

Allah SWT berfirman :

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ • اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ‎

Artinya :

"Pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." 
(QS. Asy-Syu'ara' : 88-89)

Tasawuf / Thoriqat adalah metode pembinaan spiritual dan penataan ( suluk) perilaku seorang muslim agar ia dapat mencapai tingkatan martabat ihsan yang telah di definisikan oleh baginda Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya:

أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ‎

Artinya:

“Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak bisa beribadah seolah-olah melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” [HR. Muslim]

Thoriqah tasawuf/Sufisme merupakan sebuah akademi di mana di dalamnya ada proses pembersihan psikologis dan evaluasi atas setiap perilaku, sedangkan seorang Syeikh/guru tasawuf adalah ia yang memerankan nilai-nilai tersebut sekaligus yang melakukan penggemblengan pada salik / muridnya.

Jiwa manusia secara tabiatnya terakumulasi dengan berbagai penyakit (kejiwaan).

seperti: kesombongan, keangkuhan, tipu daya, egois, bakhil, amarah, riya, hasrat berbuat dosa dan melanggar, memuaskan hasrat, membalas dendam, kebencian, kedengkian, kebohongan dan keserakahan, sebagaimana firman Allah

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ‎.

Artinya :

“Dan aku tidak akan membebaskan hawa nafsuku, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS:Yusuf ayat 53]

Atas dasar ayat tersebut, para pendahulu kita/para ulama salaf memandang bahwa tarbiyah/pembinaan terhadap kejiwaan dan menetralisir penyakit-penyakitnya merupakan hal yang sangat dharuri/urgen, agar seseorang dapat hidup harmonis di tengah-tengah masyarakat dan sukses dalam menempuh perjalanan (spritual)nya menuju Allah SWT.

Thoriqah Sufi yang benar memiliki sejumlah ciri, antara lain:

*Pertama:* 

Berpegang teguh/Patuh pada Al Quran dan As-Sunnah yang menjadi manhaj Thoriqah kaum sufi sehingga jika ada Aliran (Thoriqah) yang bertentangan dengan Al Quran dan As-Sunnah berarti bukan termasuk bagian dari thoriqah, justru thoriqah akan menolak dan melarang perkara tersebut.

*Kedua:* 

jangan mengira bahwa thoriqah adalah doktrin-doktrin tersendiri yang terpisah dari ajaran-ajaran syariat, justru Amalan Thoriqah merupakan esensi dari hukum-hukum syara itu sendiri.

Dan tasawuf mempunyai tiga aspek utama yang semuanya itu ditekankan dalam Al-Qur’an, yaitu:

*Pertama:* 

Memfokuskan perhatian pada urusan nafs (kejiwaan/hati/ruh), memonitor dan membersihkannya dari kekotoran/keburukan.

 Allah SWT Berfirman:

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا – فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا – قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا – وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا‎.

Artinya:

“dan (demi) jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” [QS:Asy-Syams/91 ayat 7-10]

*Kedua:* 

Memperbanyak dzikir kepada Allah SWT, sesuai firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا‎

“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya” [QS:Al Ahzab/33 ayat 41]

Dan Rasulullah juga SAW bersabda :

لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ‎

Artinya: “hendaklah mulutmu senantiasa basah karena berdzikir kepada Allah”
 [HR:Turmudzi dan Ahmad]

*Ketiga:* 

Zuhud di dunia, tidak ada ketergantungan pada hal duniawi dan mencintai akhirat.
 Allah SWT  Berfirman:

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآَخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ‎.

Artinya:

 “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”
[QS:Al An’am/6 ayat 32]

Adapun Syeikh thoriqah yang mentalqinkan bacaan-bacaan dzikir kepada para murid dan membantu membersihkan kejiwaan dari berbagai noda serta menyembuhkan penyakit-penyakit hati mereka, maka ia adalah (seakan) orang yang ahli dalam meracik resep dan mampu melihat, mempertimbangkan dan menentukan manhaj/pendekatan mana yang paling cocok bagi seorang pasien yang disesuaikan dengan keadaan muridnya (yang di ibaratkan seorang pasien tersebut).

Demikianlah metode pembinaan Rasulullah SAW (pada umatnya), ketika memberikan nasihat kepada orang lain, Rasulullah SAW membimbing setiap orang supaya bisa lebih dekat kepada Allah SWT sesuai dengan kapasitas mereka masing-masing yang berbeda-beda. 

Di riwayatkan, ketika ada seorang lelaki yang datang dan berkata: Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu/amalan yang dapat menjauhkanku dari murka Allah, Rasulullah SAW menjawab:

لاَ تَغْضَبْ‎
Artinya:

“kamu jangan marah!” [HR:Bukahri]

Dan ketika datang orang yang berbeda/lelaki lain dan bertanya kepada Nabi SAW :” ya Rasulullah beritahukan kepadaku tentang sesuatu/amalan yang dapat kujadikan sebagai pegangan..”
 beliau SAW menjawab:

لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ

Artinya:

“hendaklah mulutmu senantiasa basah karena berdzikir kepada Allah” 
[HR:Turmudzi dan Ahmad]

Oleh karena itu, tidaklah heran jika amaliah para Sahabat Nabi SAW pun berbeda-beda, diantara mereka ada yang gemar memperbanyak sholat malam, ada pula yang amalan utamanya memperbanyak membaca Al Quran, ada yang memperbanyak berjihad, diantara shahabat pun ada yang terkenal sebagai ahli dzikir dan ada pula yang dikenal sebagai ahli sedekah.

Hal tersebut bukan berarti (mereka para sahabat Nabi SAW) meninggalkan sebagian ibadah yang lainnya, akan tetapi hal ini menunjukkan bahwa pada prakteknya masing-masing dari mereka mempunyai kegiatan ibadah/wirid tertentu yang frekuensinya ditingkatkan agar lebih mudah dalam pencapaian wushul ke hadirat Allah SWT.

Pada dasarnya, ada banyak jalan menuju surga, jalan yang banyak/beraneka ragam tersebut pada akhirnya akan sama-sama menempuh surga yang satu namun melaui pintu gerbang masuk yang berbeda-beda.

mengenai hal ini Rasulullah SAW bersabda:

لِكُلِّ عَامِل بَاب مِنْ أَبْوَاب الْجَنَّة يُدْعَى مِنْهُ بِذَلِكَ الْعَمَل‎

Artinya:

“Bagi setiap orang yang beramal terdapat sebuah pintu khusus di surga yang dia akan dipanggil melalui pintu tersebut karena amal yang telah dilakukannya.”
[HR: Ahmad]

Begitu pula dengan banyaknya Thoriqah tasawuf yang masing-masing menerapkan metode/pendekatan kedisiplinan serta kombinasi bacaan dzikir yang berbeda-beda yang merupakan hasil penyesuaian antara pandangan syekh thoriqah dan kondisi muridnya sendiri, beberapa dari mereka (ahli thoriqah) ada yang memperbanyak puasa, ada pula yang lebih memprioritaskan untuk memperbanyak membaca Al Quran dengan tanpa mengabaikan puasa, dan masih banyak contoh lain dan sebagainya.

🌷Wallahu'alam Bissawab.

Kiriman Gus Nur Rembang - Keluarga Nahdlatul Ulama
Label:

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget