PERJALANAN PANJANG SANG ULAMA' PEJUANG : KH. GHUFRON BIN ACHID SAMPANGAN
Sekilas biografi
shohibul fadlilah simbah KH Ghufron bin Achid SAMPANGAN,salah satu di antara Tokoh Ulama' di kota pekalongan yang sangat kharismatik.
Sosoknya sangat sederhana dan perilakunya yg selalu tawadlu' sangat menggambarkan kedalaman ilmunya.
Beliau ber amar ma'ruf nahi mungkar selalu dengan cara Akhlaqul karimah seperti yg di ajarkan Rasulullah SAW, Beliau selalu tampil di saat layar kehidupan masyarakat bergoyang. Yang slalu menegakkan kebenaran terhadap siapapun yg menyimpang.
Kepulangannya ke alam baqo' adalah banjir air mata dari lautan manusia yg datang dari segala penjuru.
Beliau Tokoh yg merakyat, namun sulit bagi kita untuk tidak mengatakan bahwa beliau adalah ''Orang Besar'' Marilah kita simak kehebatan kisah hidupnya.
Beliau Almarhum, Al maghfurlah simbah KH Ghufron Achid menurut catatan dilahirkan pada hari kamis pahing tanggal 15 Syawal 1349 H/tanggal 5 Maret 1931 M dari pasangan Bapak Achid bin Ustman dan Ibu Arifah binti KH Ahmad Asy'ary di Kauman Pekalongan.
Beliau wafat/dipanggil oleh Allah SWT pada hari Rabu Wage tanggal 7 Pebruari 2001 M/13 Dzul Qo’dah 1421 H, berarti beliau pada waktu wafatnya berusia 69 tahun 11 bulan 2 hari menurut hitungan tahun Syamsiyah. Atau 73 tahun lebih 28 hari menurut hitungan tahun Qomariyah.
Beliau dinikahkan dengan 'Aisyah putri dari Al Markhum, Al Maghfurlah simbah KH Mudzakir bin KH Fadholi, Adik kandung dari KH Ibnu Chadjar Mudzakir.
Dari perkawinannya beliau dianugerahi 11 Putera (anak), 4 orang laki-laki dan 7 orang perempuan.
Pada masa mudanya, beliau menghabiskan waktunya untuk mencari ilmu,
bukan untuk berfoya – foya seperti layaknya anak muda yang lain.
Dari keterangan keluarga, pada waktu kecil beliau pernah mengaji pada Mbah Kiai Baidlowi Kauman, selanjutnya beliau menuntut ilmu pada para Ulama di berbagai Pondok Pesantren antara lain:
1. Simbah KH Ma’shum Ponpes Al Hidayah Lasem selama 6 tahun
2. Mbah KH Masduqi Ponpes Al Ishlah Lasem
3. Mbah KH Baidlowi Lasem
4. Mbah KH Maftukhin Lasem
5. Mbah KH Cholil Lasem
6. Mbah KH Fatkhur Rohman Lasem
7. Mbah KH Manshur Lasem
8. Mbah KH Muhammadun Tayu
9. Mbah KH Arwani Kudus
10. Mbah KH Muhammad Hambali Sumardi
11. Mbah KH Demyathi at Tarmasiy
12. Mbah KH Ahmad Asy'ary Poncol salatiga.
-(Beliau Orang yang sabar tapi penuh semangat)-
Bapak beliau yaitu Bapak Achid Almarhum meninggal karena kekejaman Belanda, sehingga pada waktu kecil beliau dan Saudara–Saudara
nya dalam keadaan yatim/miskin.
-(Beliau orang yang waro’, qona’ah dan gigih)-
Beliau diserahi mengajar dan memimpin Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah (MSI) yang di dirikan oleh Ayah Mertua beliau KH Mudzakir Fadholi.
Bersama Pengurus Salafiyah yang lain. Tugas itu beliau laksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab meskipun dengan imbalan honor/gaji yang sangat – sangat sedikit, sangat kurang untuk menopang kehidupan beliau.
Dari MSI yang berlokasi di Kauman Pekalongan dengan (6)enam lokal kecil pada awalnya, dan selanjutnya berkat kegigihan beliau dan para Pengurus Yayasan SALAFIYAH Kauman Pekalongan, sekolah itu berkembang pesat dalam waktu yang tidak lama, dan pada saat ini terdiri dari:
oMSI 01 KAUMAN
oMSI 02 KEPUTRAN
oMSI 05 SAMPANGAN
oSMP SALAFIYAH KAUMAN
oMA SALAFIYAH.
Pernah terjadi suatu hari beliau berkunjung ke rumah Wali Murid untuk berkonsultasi tentang anaknya, tiba–tiba beliau dilempar batu dari belakang oleh muridnya, sehingga orang tua murid tadi sangat malu dan memohon maaf kepada beliau, hal ini beliau hadapi dengan sabar dan tidak mempermasalahkan.
-(Beliau adalah seorang yang Alim Al Allamah)-
Setelah Ayah Mertua beliau yaitu Al Marhum Al Maghfurlah mbah KH Mudzakir wafat pada tahun 1975, disamping beliau memimpin sekolah, beliau juga melanjutkan pengajian Bapak Mertua bersama KH Ibnu Chajar bin KH Mudzakir yaitu pengajian kitabIhya’ ‘Ulumuddin dan berhasil mengkhatamkan 4 (empat) jilid, dan beliau tambahkan pula pengajian kitab Shokhih Bukhori. Dan banyak lagi kitab – kitab lain yang diajarkan kepada para Santri beliau.
Tak sedikit Kiai pekalongan pada saat itu yg bertabarukan kepada beliau, d antara nya: KH Mudzakir Asyhuri Banyu urip, KH Sumairi bin Mahsus Krapyak dan tak jarang Habib Ahmad bin Aly Al Aththos sering berkunjung ke kediaman beliau untuk berdiskusi masalah ilmu. Al arif billah Habib Abdurrahman Ba faqih Al Aththos pun sering mengunjungi kediaman beliau.
-(Beliau adalah seorang pejuang)-
Disamping kesibukannya memimpin sekolah, mengajar berbagai kitab kepada santri, beliau sempat pula terjun di berbagai kegiatan organisasi sosial seperti :
1.Rois Syuriyah PC NU Kota Pekalongan
Dalam kapasitas sebagai Rais ini dalam Haul ke tujuh (2008) Habib Thohir bin Abdullah Al Kaff menceritakan bahwa beliau bersama Al Habib Abdullah Baqir bin Ahmad Al 'Aththos pernah mendapatkan rekomendasi dari Al Maghfurlah untuk membahas masalah Ahlus sunnah wal jama’ah di PB NU dan berhasil meluruskan buku tentang ahlussunnah wal jama’ah yang akan diterbitkan oleh PB NU.
2.Ketua Umum MUI Kota Pekalongan
3.Ketua I (satu) Yayasan SALAFIYAH Kauman Pekalongan
4.menjadi salah satu pengurus Yayasan Ahlis Sunnah Wal Jama’ah yang membawahi SMP Wahid Hasyim dan SMA Hasyim Asy’ari
5.Ketua Yayasan Khirzaddin yang didirikan oleh Almarhum Bpk H. Kamaludin Bachir
6.Pengurus serta aktifis -Majlis Musyawarah Diniyah- Pekalongan yang didirikan oleh Almarhum Bpk H. Junaid.
7.Beliau juga seorang yang sangat memperhatikan masalah ekonomi dengan aktif memberikan pertimbangan didirikannya Koperasi Pemuda Buana (KOPENA) dan mensupport gerakannya, dibuktikan dengan kesediaan beliau menjadi anggota Koperasi tersebut.
8.Beliau aktif pula memperhatikan permasalahan Haji yang antara lain dengan keikutsertaan beliau sebagai Penasehat di KBIH AS SALAMAH Kota Pekalongan.
9.beliau memprakarsai berdirinya Badan Amil Zakat (BAZ) di Kota Pekalongan dan menjadi salah seorang Pengurus yang tujuan utamanya untuk memberikan pemikiran santunan kepada Fuqara masakin/ekonomi lemah.
Ada beberapa catatan yang perlu kami sampaikan di sini:
1.beliau pernah mengadakan penelitian secara pribadi bersama – sama pengurus MUI yang lain tentang proses pemotongan hewan di lokasi pemotongan hewan (blandong), apakah proses pemotongan hewan itu sudah sesuai dengan syari’at Islam.
2.beliau pernah mengadakan penelitian secara pribadi bersama – sama pengurus MUI yang lain ke tempat – tempat praktek SMOKE COUTHING (dindong), dan hasilnya MUI memberikan fatwa Permainan Dindong termasuk perjudian dan mengajukan permohonan kepada Walikota Pekalongan agar permainan itu dilarang.
Dan Al Hamdulillah permohonan itu dikabulkan, Walikota melarang dan menutup permainan dindong.
3.beliau bersama pengurus MUI lainnya dan didukung oleh Ormas – Ormas Islam serta Pon Pes – Pon Pes di Pekalongan mengajukan usulan kepada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat agar Gedung Pemuda yang mempunyai sejarah heroik / kepahlawanan Orang – Orang Pekalongan, dijadikan Masjid.
Dengan adanya usulan tersebut terpaksa beliau bersama dengan pengurus yang lain harus berhadapan dengan DPRD, Walikota dan Kejaksaan serta Orang – orang yang menentang waktu itu.
Memang nampaknya pada waktu itu, pada saat pemerintah sangat berkuasa, hal tersebut terasa merupakan hal yang sangat mustahil, tetapi Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sesuatu yang kelihatannya tak mungkin terjadi, bisa saja terjadi atas ijin-Nya. Akhirnya terjadilah Reformasi di Indonesia, dan atas desakan para Pemuda dan seluruh lapisan Masyarakat, serta bantuan jasa dari Walikota Pekalongan bersama tokoh – tokoh lain, al hamdulillah sekarang telah berdiri dengan megah sebuah Masjid dengan nama MASJID AS SYUHADA’ sebagai monumen perjuangan para Pahlawan/Syuhada Pekalongan mempertahankan kemerdekaan NKRI pada tanggal 3 Oktober 1945.
Itulah sekelumit catatan tentang biografi beliau. Masih banyak lagi prilaku baik yang belum tercatat, dan masih banyak lagi mahasin, Fadhilah dan maziyyah beliau yang belum terungkap.
Beliau Al Markhum Al Maghfurlah kini telah tiada, telah meninggalkan kita semua, kewajiban kita bukan untuk bersedih berkepanjangan yang tak berujung. Tetapi yang penting Akhlaqul Karimah, perilaku baik, kesabaran, kesholehan, kegigihan, kejelian, ketelitian, ketaqwaan dan perjuangan beliau patutlah kita teladani dan kita teruskan perjuangan beliau untuk Islam, Bangsa dan Negara.
Marilah kita berdo’a mudah-mudahan kesalahan beliau selama hayat, diampuni oleh Allah SWT, dan semua amal baik, keshalihan beliau diterima dan dibalas oleh – Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin.
Walahualam....
Alfatihah...
Sumur jiwa
Kiriman RN - GARDANU 3
Posting Komentar