KEAJAIBAN SHALAWAT NABI MENURUT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI
Dalam kitab As-Safinah al-Qadiriyah disebutkan:“Sayyid Muhammad bin Umar Al-Qashri dalam kitab Manha al-minat fi at-Ta’nis bi as-Sunnah mengatakan: “Membaca shalawat atas Nabi saw adalah sebuah keharusan bagi seorang salik di awal perjalanan spiritualnya, dan terus menerus membaca shalawat baik siang maupun malam. Shalawat dapat menjadi penolongnya selama menempuh perjalanan spiritual dan mencari kedekatan dgn Allah Swt dibandingkan dgn macam2 dzikir yg lain…”
Imam Al-Qasthalani dalam kitab Masalik al-Hanfa menuliskan : “Ketahuilah, tidak mungkin mampu mencontoh perbuatan dan akhlak Nabi Saw kecuali dgn usaha keras, tidak mungkin mau berusaha dgn keras kecuali sangat cinta kepada Nabi Saw, dan tidak mungkin cinta mati kepada Nabi Saw kecuali dgn cara memperbanyak bacaan shalawat. Sebab, barang siapa yg suka pada sesuatu, maka dia akan sering menyebut2nya. Karenanya, bagi seorang salik mesti memulai jalan spiritualnya dgn memperbanyak bacaan shalawat atas Nabi Muhammad saw.
Mengingat bacaan shalawat menyimpan keajaiban2 luar biasa dalam rangka pembersihan jiwa dan penerangan batin, di samping masih banyak lagi rahasia2 dan faedah2 yg tidak mungkin dihitung oleh angka dan bilangan. Seorang salik perlu memiliki hati ikhlas semata2 mengharap ridha Allah ketika membaca shalawat atas Nabi Saw, sehingga dia mampu memetik buah shalawat dan barakah-nya yang bertebaran. Shalawat di sepanjang perjalanan mencari Tuhan bagaikan lampu penerang yg dapat menjadi hidayah yg dibutuhkan. Barangsiapa yg menghiasi hatinya dengan lampu shalawat, maka dia akan mampu melihat segala hakikat tauhid berkat cahaya terang shalawat tersebut.”
Al-Qadhi Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah Al-Husaini r.a berkata,”Ibnu ‘Atha’ berkata : ‘Doa memiliki rukun2 tertentu, sayap2, sebab2, dan waktu2 khusus. Jika memenuhi rukun2nya doa itu akan menjadi kuat, jika ia memiliki sayap2 ia akan terbang ke langit, jika tepat waktunya ia berjalan terus. Dan jika memenuhi sebab2, doa itu akan terkabulkan. Rukun2 doa adalah hati yg khusyuk, konsentrasi, lembut, pasrah diri, bergantung sepenuhnya kepada Allah, dan melepaskan diri dari ketergantungan kepada faktor apapun. Sayap2 doa adalah ketulusan dan kejujuran. Waktu berdoa adalah di malam hari. Sebab2nya adalah membacakan shalawat atas Nabi Saw.”
Dalam kitab Al-Ausath, Ath-Thabrani meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,”Semua doa tertolak, kecuali dia membaca shalawat untuk Muhammad dan keluarganya.”
Dan Ali bin Abu Thalib r.a berkata,”Setiap doa pasti terhalangi oleh sebuah tabir antara pemohon doa dan Allah. Kecuali orang itu membaca shalawat, maka tabir itu akan terbakar, dan doa itu pun bisa menembusnya. Jika orang itu tidak membaca shalawat, maka doanya akan terpental.”
Dalam kitab Asy-Syifa, Ibnu Mas’ud r.a berkata,”Jika di antara kalian ada yg mengharapkan sesuatu dari Allah, maka hendaklah memulai doanya dengan puja dan puji kepada-Nya, disusul dgn membaca shalawat atas Nabi-Nya, baru kemudian menyampaikan hajatnya. Yang demikian ini lebih berpeluang besar untuk terkabulkan.”
Kesimpulannya, shalawat dapat mendatangkan pencerahan, rahasia, membersihkan batin dari segala jenis kotoran; yg mesti dibaca oleh para pemula, orang2 yg memiliki banyak hajat, dan orang2 yg sudah mencapai puncak perjuangan. Salik thalib, murid muqarrib, dan arif washil, mereka semua sama2 membutuhkan shalawat.
Seorang thalib membutuhkan shalawat untuk peningkatan diri; seorang murid untuk bimbingan diri; dan seorang arif membutuhkan shalawat untuk membuatnya fana‘. Dalam hal ini, shalawat dibutuhkan seorang salik untuk membantunya dalam menempuh perjalanan atau suluk, shalawat dibutuhkan oleh murid untuk menghilangkan keraguan dalam dirinya, dan dibutuhkan oleh ‘arif untuk berkata begini : “Inilah Engkau, Raja-Diraja.”
Shalawat membuat seorang salik mencintai amal perbuatan, membuat seorang murid meraih ahwal, dan membuat seorang ‘arif semakin kokoh berpijak pada MAQOM AL-INZAL.
Selain itu, shalawat menjadikan seorang salik mendapatkan cahaya, shalawat membuat seorang murid memperoleh ‘ibarah, dan shalawat membuat penyaksian seorang ‘arif semakin bertambah; atau shalawat membuat seorang salik mampu berjalan, membuat seorang murid dipancari sinar2, dan membuat seorang ‘arif semakin mesra dalam perjumpaan (bersama Allah); atau boleh jadi, shalawat membuat seorang salik memperoleh cahaya yg berlipat2, membuat seorang murid dicurahi rahasia2 gaib, dan membuat seorang ‘arif merasa tak ada bedanya antara siang dan malam; atau boleh dikatakan bahwa shalawat membuat seorang salik semakin bersemangat, menjaga seorang murid dari kemunduran dalam beramal, dan menjadikan seorang ‘arif semakin sederhana dalam berakhlak; atau, shalawat membuat seorang salik semakin mantap, membuat seorang murid sampai pada dunia gaib Al-Malakut.
Dapat pula dikatakan bahwa shalawat membuat seorang salik ingin merasakan nikmatnya perjumpaan, menjanjikan seorang murid dgn perjumpaan itu sendiri, dan membuat seorang ‘arif semakin yakin dan nyata dalam perjumpaannya.”
Sumber : Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam kitab As-Safinah Al-Qadiriyyah reshared by Ahmad Zaini Alawi Khodim JAMA'AH SARINYALA
Kiriman Gus Fajrul - GARDANU 3
Posting Komentar