~ Karomah Mbah KH. Dalhar Watucongol ~
1. KH Dalhar ketika pengajian selalu ada satu orang yg berkuku panjang duduk di depan.. Namun setiap kali pengajian selesai, orang ini selalu hilang entah kemana.. Kemudian ada orang yg menanyakan kepada mbah Dalhar.. "Mbah, sederek pundi meniko, kok menawi kulo ajg salaman mesti piyantun e sampun mboten wonten (mbah, itu orang mana, kok setiap saya mau salaman selalu sudah tidak ada)".. Mbah Dalhar menjawab "kae ki wong mati (dia itu orang sudah meninggal dunia)".. Jadi yg mengaji kepada mbah Dalhar bukan hya orang yg masih hidup.. Wallahua'lam
2. Suatu ketika jendral pasukan TNI kebingungan dalam mngusir belanda karena setiap strategi selalu gagal.. Akhirnya meminta anak buahnya untuk memintakan doa kepada kyai.. Kebetulan si anak buah ini meminta kepada KH Dalhar.. Kemudian mbah Dalhar menyuruh supaya pasukan si jenderal untuk menunggu di daerah magelang selatan di jalan magelang-jogja.. Dan alhasil.. Atas doa KH Dalhar.. Selama 3 hari.. Pasukan belanda setiap memasak makanan, makanannya tidak bisa matang.. Dan akhirnya pasukan belanda pergi ke jogja dan di sana sudah dihadang pasukan tentara indo hingga berhasil ditaklukan..
3. Suatu ketika pemerintah Kab Magelang kebingungan karena gunung merapi diprediksi akan meletus.. Maka dipanggillah ulama'2 besar2 seperti KH Hasyim Asy'ari dkk untuk mengadakan doa bersama.. Namun KH Dalhar tidak diundang.. Alhasil Romo agung KH Siradj Payaman marah2 kepada panitia.. "Ra ndue adab, Kyai Sepuh Dalhar ora diaturi rawuh, parani saiki!!".. Akhirnya satu panitia sowan ke watucongol naik mobil sambil berkata dalam hati "wis ngundang kyai2 gede kok malah kon ngundang kyai kampung ki nopo"... Sampai di watucongol dan mnyampaikan maksud.. Mbah Dalhar enggan ikut naik mobil dan memilih untuk naik keret api.. Si panitia ini bergumam lagi dalam hati
"karang kiai kampung, njur nk numpak spur ki le arep tekan nggon e jam piro".. (Dasar Kiai Kampung, kalo begini ntar jam berapa nyampeknya?)
Sampai di lokasi.. Si panitia bilang ke mbah Siradj..
"Kyai Dalhar ngersaaken nitih spur, duko ajg dugi jam pinten"..(Kai Dalahar, menginginkan naik kereta api, entah kapan beliau nyampek sini)
Kyai Siradj menjawab "lha kae Kyai Dalhar lagi ndungoni majelis" (Lha itu Mbah Dalhar sedang memimpin mujahadah).
Subhanalloh.
~SRUPUUUUT,,, Monggo di raup,semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan ~
Kiriman GMNU 4
Posting Komentar