Engkau bagai Langit dan aku seperti Bumi, yang terpesona pada apa-apa yang Kau tumbuhkan dalam hatiku.
Haus aku, kering bibirku, hanya rahmat-Mu berupa hujan yang dapat mengubah bumi menjadi sebuah taman mawar.
Karena-Mu ia mengandung sesuatu dan Engkau lah yang tahu bebannya.
Ia bergetar, ia berputar, ia merintih, ia melahirkan suatu dambaan Ilahiah.
Sang Kekasih merawat pecinta-Nya dan melimpahi mereka bermacam hidangan.
Terkadang diikat-Nya mereka dengan tali nalar fikiran; kali lain dibebaskannya mereka agar menari.
Pandang lah taman penuh aneka bunga, tak mampu mereka menahan luapan kegembiraan.
Pandang lah kuasa Ilahiah Sang Tunggal mengubah tanah lempung hina menjadi bentuk yang anggun.
Semua yang kita tatap ini adalah hijab dari Matahari yang tak pernah tenggelam itu; Matahari yang sudah ada sejak awal, dan dengan diam-diam -pada saatnya- akan Dia ungkapkan apa-apa yang telah ditanam.
Sumber:
Jalaluddin Rumi, Divan-i Syamsi Tabriz, ghazal 3048
Terjemahan Azima Melita Kolin dan Maryam Mafi dal
Kiriman Arumi - Guyup Rukun NKRI
Posting Komentar