SEMBILAN PELAJARAN BERHARGA DARI MBAH LIEM KLATEN
Pelajaran2 KH Muslim Rifa’i Imampuro atau Mbah Liem (alm) yg disampaikan dikutip dari tulisan yh ada di kalender Yayasan Pondok Pesantren Al muttaqien Pancasila Sakti yg sangat penting dan sebuah pelajaran berharga dari Mbah Liem.
Saya berharap dan berdo’a semoga saya dan saudara semua pun bisa meneladani pelajaran-pelajaran tersebut, selain dari kutipan tulisan di kalender saya juga menulis pelajaran2 Mbah Lim dari sumber lain. Mbah Liem dalam cerita para santri baik dari santri 5 atau yg disebut Mbah Lim sbg Pendowo Limo maupun dari cerita santri senior yg lain seperti KH Muhaimin Yogyakarta dan dari apa yg sedikit saya saksikan sejak tahun 2008 akhir hingga wafatnya beliau. Mbah Liem memang tidak pernah membacakan sebuah Kitab kepada para santrinya, melainkan beliau langsung mengajarkan dgn ilmu hal atau memberi contoh langsung.
Ajaran2 Mbah Liem tsb yaitu:
1. “Nguwongke Uwong, Gawe Legane Uwong.”
Mbah Liem selalu menghargai dan menerima setiap orang dengan segala potensi dan niat baiknya. Kalau pun kita tidak membutuhkan, mungkin manfa’atnya bisa dirasakan keluarga, tetangga atau msyarakat kita. Contohnya setiap kali ada tamu, baik pejabat maupun tokoh yg lain, Mbah Liem selalu menyambut dgn hangat siapapun orangnya dan Mbah Lim tidak lupa memberikan ruang interaksi untuk mendekatkan pejabat/tokoh dgn masyarakat.
2. 3 T : Titi – Tatak – Tutuk.
Mbah Liem mengajarkan sa’at melaksanakan setiap tugas dalam hidup, haruslah Titi (cermat, teliti dan selektif), Tatak (legowo, sabar), sehingga Tutuk (sampai, selesai dengan hasil yang memuaskan)
3. 3 K : Kuli – Kiai – Komando.
Setiap santri haruslah mampu memerankan diri sebagai Kuli (siap bekerja keras), Kiai (siap mengamalkan ilmu dan berdo’a), Komando (siap menjadi pemimpin yg piwai mengambil keputusan, bijak serta berwibawa)
4. Kita harus Tegak, Tegas dan Tegar selama benar
Setiap melaksanakan kebenaran kita harus Tegak ( penuh keyakinan, tidak goyah oleh pengaruh apapun), Tegar ( tak kenal kompromi terhadap pelanggaran aturan ), Tegar ( Ikhlas, Sabar )
5. 3 R : Rampung bangunane – Rame jama’ahe – Rukun masyarakate.
Dalam mendirikan sarana apapun ada 3 hal yg harus diupayakan yakni “ Rampung bangunane “ (bisa terwujud ), Rame jama’ahe ( berfungsi dan dibutuhkan para pemangku kepentingan ), Rukun masyarakate ( menjadi sumber kedamaian dan perekat persatuan )
6. “Aja Mung Benteng Ulama, ning Nahnu Anshorullah, Masyriq-maghrib “ di samping peranya sebagai Benteng Ulama, Banser seharusnya mampu menjalankan peran yang lebih luas di seluruh permukaan bumi, dalam bingkai “ Nahnu Anshorulloh”. No 1 – 6 penulis kutip dari kalender.
7. 3 S : Sholat – Sinau – Sungkem.
Maksudnya “ Sholat “ Seorang santri harus tekun beribadah, prihatin dan berdoa. “ Sinau “ santri harus belajar terus menerus. “ Sungkem “santri harus mempunyai akhlak yang mulia, tau sopan santun, tawadhu’ pada Kyai/Guru.
8. 2 B Berhasil – Berkah
Dalam mencapai cita2/usaha harus mempunyai komitmen yg kuat agar tercapai yg di inginkan,” Berkah “setiap cita2/ usaha harus di mulai dengan niat ibadah (niat baik) agar mendapat keberkahan dari Allah SWT. No 7 – 8 sumber dari Umi Hasanah Santri pertama MA Al Muttaqien Pancasila Sakti)
9. Dadi uwong ki ojo gur mangan terus tapi yo Ngising barang
(Jadi orang itu jangan hanya makan aja tapi ya buang air besar juga). Kita tidak boleh hanya melulu mencari harta terus tapi kita juga harus rajin bersedekah. (sumber dari Umi Hasanah dari Hj Siti Choiriyah putri pertama Mbah Liem.
Selanjutnya saya tulis juga tiga kebiasaan Mbah Liem.
1. Setiap bertemu dgn orang lain, di manapun selalu mendo’akan dgn uluk salam “Assalamu’alaikum!“
2. Dalam perjalanan setiap kali bertemu dgn Makam dan Sungai, beliau selalu membaca Fatehah kepada Ahli kubur dan Fatehah kepada Nabiyullah Khidzir AS.
3. Jika berpapasan dgn Pelajar/Mahasiswa, beliau selalu mendo’akan “Sholeh, Sholehah Penerus”. Selain itu saya mendengar pemaparan pak Haji Danun (santri/sopir mbah Lime) setiap mau berangkat perjalanan silaturrahmi ke manapun Mbah Liem selalu berkata “ niate silaturrahmi, ngubengi RI untuk mendo’akan NKRI Pancasila agar AMD Aman, Makmur, Damai. dan di dalam mobil Mbah Liem selalu mengajak Dzikir, Sholawat di sepanjang perjalanan.
Subhanallah, semoga kita bisa meneladani ajaran beliau. Alfaatihah....
Pemuda Nahdiyin. Pranoto
Kiriman RN - GARDANU 3
Posting Komentar