Tulisan terbaru


💚 KH. Miftahul Anwar, Ijazah Malam 1 Muharram 💚

"Anjuran Amaliyah Tahun Baru Hijriyah :

1. Puasa Tanggal 1 Muharram

2. Sholat Sunnah 100 Rokaat (Jika tidak ada Weton di bulan Muharram, biasanya ada balak untuk orang tersebut) atau

3. Shodaqoh kepada EKOSISTEM seperti IKAN/ BURUNG Bagus di colke di sungai/udara pada malam 1 atau 10 Muharram sesuai jumlah UMUR HIJRIYYAH.

4. Nulis Bismillahirrahmanirrahim Tidak Boleh Salah+Dalam 1 Majlis 1001x agar LARES MANIS BERKAH, Apalagi nulis dimakam Wali (waktunya mulai Isya'-Shubuh)"

🇮🇩 Moga selalu S7LCB 🇮🇩


Kisah Wafatnya Habib Abdul Qadir, Ayahanda Habib Syech Solo
.
Shaf pertama penuh berdesak-desakan. Habib Abdul Qadir bin Abdurrahman Assegaf mengisyaratkan kepada Habib Najib bin Thoha Assegaf agar maju ke shaf pertama di belakang beliau.

Melihat shaf pertama yang telah penuh berdesak-desakkan itu Habib Najib bin Thoha berkata, “Shaf pertama telah penuh, wahai Habib.”

Mendengar jawaban itu Habib Abdul Qadir menjawab dengan penuh kewibawaan, “Wahai anakku, majulah, kau tak mengetahui maksudku!”

Jawaban itu menjadikan Habib Najib bin Thoha spontan maju ke shaf pertama, walaupun harus memaksakan diri mendesak shaf yang telah penuh itu.

“Allaahu akbar”.

Shalat Jum’at mulai didirikan. Habib Abdul Qadir membaca surat al-Fatihah, lalu membaca surat setelahnya dalam keadaan menangis. Di rakaat kedua pada sujud terakhir, beliau tak kunjung bangkit dari sujudnya. Suara nafasnya terdengar dari speaker masjid.

Karena sujud itu sudah sangat lama, maka Habib Najib bin Thoha memberanikan diri untuk menggantikan beliau.
“Allaahu akbar”, ucapan salam untuk mengakhiri shalat diucapkan.

Para jamaah berhamburan lari ke depan ingin mengetahui apa yang terjadi pada habib Abdul Qadir.
Saat itu mereka mendapati Habib Abdul Qadir tetap dalam keadaan sujud tak bergerak. Lalu tubuh yang bersujud itu dibalik oleh para jamaah, dan terlihatlah wajah Al-Habib Abdul Qadir Asssegaf.

MasyaAllah, setiap orang yang melihat wajah beliau, menitikkan air mata. Bagaimana tidak menitikkan air mata? Mereka melihat wajah Habib Abdul Qadir tersenyum dengan jelas sekali, tersenyum bahagia.

Habib Abdul Qadir wafat dalam keadaan menikmati amal yang paling terindah. Di saat melakukan ibadah yang teragung yaitu shalat. Mendirikan shalat itu dalam kondisi yang terutama, yaitu shalat berjamaah. Melakukan shalat yang bermuatan besar, yaitu shalat Jum’at. Pada saat melaksanakan rukun shalat yang terutama, yaitu sujud. Dalam posisi yang terpenting, yaitu sebagai imam shalat Jum’at. Di tempat yang paling utama, yaitu masjid. Di hari yang paling utama, yaitu hari Jumat.

Alfatihah

Ya Allah Ya Robb wafatkanlah kami dalam keadaan Husnul khatimah Aamiin Yaa Robbal'alamin

Kiriman Syarifah Alwiyah Ba'agil - Majlis Taklim Ar Roudhoh


"Kyai As'ad dan Kyai Mahrus Tak Takut Malaikat demi Tidak Menjabat"
.
.
Simbah Kakung (Gus Mus) pernah bercerita bahwa NU dulu punya tradisi selalu berebut menolak untuk memegang jabatan.
.
Kyai Bisri dan Kyai Wahab menolak menjadi Rais Akbar karena ada Kyai Hasyim Asy’ari.
.
Sepeninggal Kyai Hasyim, keduanya menolak, terlebih kyai lainnya.
.
Saat Kyai Wahab Hasbullah akhirnya bersedia, itu pun dengan konsensus Rais Akbar diganti dengan istilah Rais Am.
.
Saat Kyai Wahab Hasbullah sakit sepuh, muktamirin sepakat menunjuk Kyai Bisri Syansuri sebagai pengganti.
.
Namun beliau tetap menolak, menurut Kyai Bisri selama masih ada Kyai Wahab, meski beliau sakit dan hanya bisa sare-an (tiduran) saja, beliau tidak akan bersedia mengganti.
.
Sepeninggal Kyai Wahab Hasbullah, maka Kyai Bisyri Syansuri menjadi Rais Am.
.
Dan beberapa tahun kemudian beliau wafat.
.
Para Kyai sepuh berembuk memilih pengganti.
.
Saat itu, Kyai As’ad Syamsul Arifin yang ditunjuk untuk menjadi Rais Am dengan tegas menolak karena merasa belum pangkatnya.
.
Bahkan saat dipaksa oleh para kyai
.
Kyai As’ad berkata : “Meskipun Malaikat Jibril turun dari langit untuk memaksa saya, saya pasti akan menolak!!"
.
Dan beliau dawuh : “Yang pantas itu Kyai Mahrus Aly”
.
Kyai Mahrus Aly pun bereaksi saat namanya disebut Kyai As’ad, sembari berkata : “Jangankan Malaikat Jibril, kalaupun Malaikat Izrail turun dan memaksa saya, saya tetap tidak bersedia!”
.
Akhirnya musyawarah ulama memutuskan memilih Kyai Ali Maksum Krapyak yang saat itu tidak hadir.
.
_Rohimahumulloh Al-Faatihah..!_

#UlamaNusantara
#MajlisHirzulJausyan
-------

Kiriman Gus Fahmi Sy. - GARDA NU NUSANTARA

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget